Jakarta - Dua lembaga survei politik yaitu Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) berkolaborasi merilis hasil survei terbaru mengenai evaluasi kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf).
Survei menunjukkan adanya sejumlah kebijakan Jokowi-Ma'ruf yang tidak disukai rakyat, di antaranya rencana kebijakan pencabutan subsidi listrik (72,6 persen) dan pengalihan subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebanyak 60,5 persen.
Baca juga: Banjir Jakarta Wantimpres Jokowi Bela Anies Baswedan
Tiga kartu unggulan (Kartu Prakerja 76,5 persen, Kartu Indonesia Pintar Kuliah 86,6 persen, dan Kartu Sembako Murah 86,8 persen).
Kendati demikian, hasil survei kedua lembaga tersebut menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat pada 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf berada di level 61,4 persen, sementara 33 persen masyarakat menyatakan tidak puas, dan sisanya tidak menjawab atau abstain.
Peneliti Utama PRC Ian Suherlan mengatakan kepuasan atas pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ditopang oleh beberapa kebijakan, yaitu pembangunan infrastruktur (76,6 persen), pembangunan sumber daya manusia (86,1 persen) dan penanggulangan bencana (64,1 persen).
"Lalu, tiga kartu unggulan (Kartu Prakerja 76,5 persen, Kartu Indonesia Pintar Kuliah 86,6 persen, dan Kartu Sembako Murah 86,8 persen)," kata Ian di Jakarta, Minggu, 23 Februari 2020 dilansir Antara.
Kemudian, sebanyak 68,1 persen masyarakat juga meyakini keyakinan bahwa kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf akan lebih baik di tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Jokowi Tinjau Pembangunan Tol Banda Aceh-Sigli
Masyarakat yang tidak puas terhadap pemerintahan, sebanyak 33 persen berada di wilayah yang bukan menjadi basis pemilih Jokowi-Ma'ruf pada Pemilihan Umum Serentak (Pemilu) 2019 lalu.
Jokowi-Ma'ruf diketahui mengalami kekalahan pada Pemilu 2019 di Sumatera Barat, Riau, dan Jawa Barat.
Survei nasional itu dilaksanakan pada rentang waktu 25 Januari 2020 sampai 10 Februari 2020 menggunakan metode penarikan sampel multistage random sampling dan teknik pengumpulan data berbasis wawancara tatap muka melibatkan 2.197 responden dari target 2.200 responden di 161 kabupaten atau kota di 34 provinsi dan memiliki margin of error sebesar 2,13 persen.
Seluruh responden diwawancara menggunakan kuesioner, dengan syarat responden WNI yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah. []