Puskesmas di Dairi Tolak Mengobati Pasien

Puskesmas rawat inap Sigalingging di Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, menolak pasien berobat.
Gedung Puskesmas Rawat Inap Sigalingging di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Robert Panggabean)

Dairi - Puskesmas rawat inap Sigalingging di Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, menolak pasien berobat. Alasan dokter, pasien datang di luar jam pelayanan. Pasien tiba di puskesmas tersebut pukul 13.00 WIB.

Hal itu diungkapkan Gorius Nainggolan, 56 tahun, didampingi istrinya boru Simbolon, ditemui di kediamannya di Barisan Nainggolan, Desa Parbuluan III, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Senin, 29 Juni 2020. Disebut kejadian pada Jumat, 26 Juni 2020.

Dipaparkan Gorius, saat itu dia didampingi istrinya berencana berobat ke Puskesmas Sigalingging. Ia mengeluh sakit di telinga sebelah kiri serta cekukan berkepanjangan. Menggunakan sepeda motor, mereka berangkat dari rumah dan tiba di puskesmas sekitar 15 menit kemudian.

Di puskesmas mereka menemui petugas medis dan menyampaikan keluhan. Oleh petugas, mereka ditanya pasien umum atau BPJS. Gorius menjawab pasien umum. Namun tidak berselang lama, petugas medis menyebut bahwa mereka tidak diperkenankan lagi berobat karena telah lewat pukul 13.00 WIB.

“Baca bapak peraturan ini. Jam satu (13.00 WIB) tidak diterima lagi pasien,” kata Gorius menirukan ucapan petugas medis yang disampaikan kepadanya. Petugas medis yang tidak dikenalnya itu juga menunjukkan papan pengumuman di depan ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

Selanjutnya, Gorius ditemani istrinya beranjak ke kursi tunggu pasien, berharap agar petugas medis yang berempati menangani keluhannya. Di kursi tunggu itu, mereka didatangi dr Mega Gultom. Jawaban yang mereka peroleh sama. Tidak dilayani karena lewat pukul 13.00 WIB.

Gorius NainggolanGorius Nainggolan, ditemui di kediamannya, Senin, 29 Juni 2020 (Foto: Tagar/Robert Panggabean)

Gorius tidak putus asa. Ia tetap menunggu. Hampir satu jam duduk di kursi tunggu pasien, tidak ada seorang pun petugas medis yang memperdulikan mereka. Setelah semua petugas medis pulang, mereka pun ke luar dari puskesmas.

Karena jadwal kami sudah tutup untuk pelayanan poli umum

“Godang halaki di si. Alai las so adong ma na mamarrohahon hami. Hupaima hami pe di si, harop roha nami diubati. Alai dung hubereng hami mulak halaki sude, gabe mulak ma hami. Sepele hian halaki tu masyarakat on bah (Banyak mereka di situ. Tapi tidak ada yang peduli. Kami tunggu di situ, berharap diobati. Tapi karena kami lihat mereka semua sudah pulang, kami pun pulang. Sangat sepele mereka melihat masyarakat ini,” kata Gorius.

Oleh istrinya, Gorius diberikan obat yang dibeli dari salah satu apotik di Desa Sigalingging. Gorius berencana akan berobat ke salah satu dokter praktik di Kota Sidikalang pada Senin, 29 Juni 2020. Ia tidak percaya lagi dengan puskesmas maupun rumah sakit pemerintah.

Kepala Puskesmas rawat inap Sigalingging, dr Benny Purba dikonfirmasi Tagar di ruang kerjanya menyebut, penolakan pasien dimaksud sesuai dengan standar operational prosedur atau SOP akreditasi.

“Kami kan bekerja di puskesmas ini kan ada buat SOP. Bagaimana tentang alur pelayanan pasien. Yang saya tau, yang terakhir kami buat sesuai dengan akreditasi puskesmas, itu namanya SOP. Kami buatkan pendaftaran itu sampai jam 1. Untuk poli (umum). Pendaftaran sampai jam 1 tapi kami habiskan pasiennya sampai jam 2 siang,” kata Benny.

dr Benny PurbaKepala Puskesmas rawat inap Sigalingging, dr Benny Purba dikonfirmasi Tagar di ruang kerjanya Senin, 29 Juni 2020 (Foto: Tagar/Robert Panggabean)

Dilanjutkan, lewat pukul 14.00 WIB, pelayanan dibuka di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien yang tidak emergency, tidak dilayani.

“Lewat jam 2, pelayanan kami dibuka di IGD, untuk emergency. Kami tidak menerima pasien yang tidak emergency lagi setelah jam 2. Aturan itu kami sepakati melalui akreditasi, dituangkan dalam SOP di puskemas. Seperti itu dia,” tambahnya.

dr Mega Gultom, yang dipanggil Benny ke ruangannya, membenarkan pasien tidak dirawat karena tidak dalam keadaan emergency.

“Pasiennya ini, sudah mendaftar ke rekam medik. Pasien memang dianjurkan tidak dapat berobat lagi, dianjurkan besok hari untuk berobat. Karena jadwal kami sudah tutup untuk pelayanan poli umum. Karena penilaian gawat darurat itu ada. Bapak itu datang masih bisa berjalan, tidak kecelakaan,” katanya.[]

Berita terkait
Bendera Dibakar, PDIP Dairi Desak PA 212 Dibubarkan
Buntut pembakaran bendera, pengurus dan kader PDIP di Kabupaten Dairi dan Kota Sibolga, Sumatera Utara bereaksi. Ada desakan PA 212 dibubarkan.
Kisruh Telur Busuk, 6 Dewan Dairi Sidak Gugus Tugas
Enam orang anggota DPRD Dairi, sidak ke gudang logistik Gugus Tugas Covid-19. Mereka mengklarifikasi soal telur busuk.
Ratusan Hektare Sawah di Dairi Beralih Fungsi
Dampak banjir bandang pada Desember 2018 lalu, ratusan hektare areal persawahan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara beralih fungsi.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.