Yogyakarta - PSIM Yogyakarta menduduki posisi puncak klasemen Liga 2 Wilayah Timur menjelang akhir putaran pertama kompetisi. PSIM sukses mengudeta Persik Kediri setelah menaklukkan Martapura FC 2-0 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis 8 Agustus 2019.
PSIM yang sempat terseok sebelum kedatangan pelatih Aji Santoso untuk pertama kalinya menguasai tahta klasemen. Kemenangan atas Martapura menjadikan PSIM memiliki poin 18. Unggul satu poin dari Persik yang turun ke peringkat dua setelah bermain imbang 2-2 melawan Bogor FC Sulut United.
Namun PSIM baru menyelesaikan sembilan pertandingan sehingga masih memungkinkan untuk melebarkan jarak poin dengan Persik. Pasalnya, Persik sudah melakoni 10 pertandingan sekaligus mengakhiri putaran pertama Liga 2.
Ini seperti laga sakral. Bila sampai hilang poin di stadion baru, kami bisa terbebani
Kemenangan PSIM juga menjadi sangat berarti karena tim untuk pertama kalinya menggelar pertandingan di kandang sendiri, Mandala Krida. Meski renovasi belum rampung 100 persen, namun PSIM sudah diizinkan menggunakan stadion tersebut.
"Lega karena kami bisa melewati pertandingan pertama di Mandala Krida. Jujur, saya sempat nervous karena kami bermain di stadion yang baru selesai renovasi. Pemain harus beradaptasi dengan lapangan. Tekanan tentu ada karena bermain di stadion baru. Namun ternyata mereka bermain luar biasa," kata Aji.
"Ini seperti laga sakral. Bila sampai hilang poin di stadion baru, kami bisa terbebani," jawabnya.
Menekan Lawan
Di pertandingan itu, PSIM tetap memeragakan gaya bermain yang selalu menekan lawan. Saat kehilangan bola, pemain langsung melakukan tekanan sehingga lawan tidak berkesempatan mengembangan permainan.
Hasilnya, PSIM mencetak dua gol dalam tempo kurang dari dua menit. Gol pertama diciptakan Aditya Putra Dewa di menit 24. Tak lama kemudian, striker veteran Cristian 'El Loco' Gonzales memperbesar keunggulan Laskar Mataram.
Hanya gol itu sempat diprotes pemain Martapura FC karena menganggap Gonzales melakukan pelanggaran lebih dulu terhadap kiper Ali Budi Raharjo sebelum mencetak gol. Protes itu membuat pertandingan terhenti selama tujuh menit.
Meski mendapat protes, wasit Sance Lawita tetap pada keputusannya. Skor 2-0 untuk PSIM bertahan sampai akhir babak pertama.
Di babak kedua, PSIM tak menurunkan tekanannya. Namun mereka tak bisa menambah gol. Martapura FC yang sulit mengembangkan permainan sesekali masih bisa merepotkan pertahanan tuan rumah. Hanya, mereka juga gagal mencetak gol untuk memperkecil ketinggalannya. Skor pun tak berubah sampai akhir pertandingan.
Menurut pelatih Aji kunci kemenangan terletak pada strategi menekan yang diterapkan tim, terutama di lini tengah dan depan.
"Kami banyak melakukan tekanan atau pressing. Saat hilang bola, kami harus segera melakukan tekanan, terutama di lini tengah dan depan. Ini menjadikan kami kerap memenangkan duel," ujar Aji lagi,.
Sementara, pelatih Martapura FC Frans Sinatra Huwae merasa kecewa dengan kinerja wasit. Menurut dia sepanjang kompetisi ini, timnya selalu dirugikan wasit.
"Wasit tampil bagus membongkar pertahanan kami. Terus terang kami banyak dirugikan dengan keputusan wasit. Menurut saya, wasit di Liga 2 musim ini lebih buruk dibandingkan musim-musim sebelumnya," kata Frans. []