PSI Sebut Jokowi-Ma'ruf Amin Terang, Prabowo-Sandiaga Suram

Tim Kampanye PSI mengatakan Jokowi-Ma'ruf Amin terang sedangkan Prabowo-Sandiaga suram.
Ketua Tim Kampanye PSI, Andy Budiman menyatakan partainya ingin Jokowi menang telak di Pemilu 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 1/4/2019) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ingin memenangkan Jokowi di Pilpres 2019 dengan perolehan suara mutlak. Malah Tim Kampanye PSI mengatakan Jokowi-Ma'ruf Amin terang sedangkan Prabowo-Sandiaga suram.

"Pak Jokowi adalah pemimpin yang didambakan masyarakat. PSI bertekad harus memenangkan Jokowi dengan angka yang mutlak. Agar tak ada keraguan atas kepemimpinan Pak Jokowi lagi," tegas juru bicara yang juga Ketua Tim Kampanye PSI Andy Budiman kepada Tagar News di Semarang, Senin (1/4).

Keinginan PSI bukan tanpa alasan. Bagi Andy, apa yang telah dikerjakan Jokowi semasa jadi presiden hampir lima tahun terakhir merupakan modal kuat untuk menang telak. Karena itu, masyarakat harus cerdas dalam memilih dan membandingkan skenario yang sudah jelas.

Skenario jelas tersebut ada di jalan pembangunan yang digagas 01, Jokowi-Ma'ruf Amin. 

"Indonesia ada di persimpangan jalan, skenario pertama ada jalan 1 yakni Indonesia yang maju, moderen dan kuat, jalannya sudah kelihatan sekarang," kata dia

Indonesia saat ini masuk dalam G20 negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia dari 198 negara. Dengan pertumbuhan ekonomi diatas 1 triliun US dollar, ekonomi tumbuh stabil di atas lima persen. 

"Negara lainnya bisa minus, hanya satu sampai dua persen. Ini luar biasa," ujar dia.

Andy menyebut berdasar prediksi lembaga survei dunia Price Waterhouse Coopers (PWC), pada 2045 Indonesia menjadi nomor empat negara kekuatan ekonomi dunia sejajar dengan Cina, Amerika Serikat, dan India.

"Kita sedang menunju arah sana, tanda-tandanya ada, indikatornya sudah ada, Pak Jokowi sudah meletakkan jalan kearah sana, membangun infrastruktur besar-besaran. Karenanya harus dipertahankan, dijaga dan dirawat jalan nomor 1 ini," beber dia.

Sementara skenario yang diusung nomor 02, menurut Andy suram dan gelap. Tak hanya stagnan, Indonesia hanya akan mengalami kemunduran. Ia pun mencontohkan dengan negara Timur Tengah seperti Afganistan, Pakistan dan Suriah.

Tiga negara itu pecah karena faktor kelompok ekstrim di Afganistan, ketidakpercayaan politik di Pakistan dan serangan hoaks yang hancurkan Suriyah. 

"Tanda-tandanya di Indonesia sudah terlihat, intoleransi semakin merajalela, hoaks fitnah disebar dan kekerasan kelompok ekstrim yang merongrong NKRI dan Pancasila, dan kita bisa tafsirkan itu programnya siapa," kata dia.

Wakil Ketua DPW PSI Jateng, Bagus Ardeni menyatakan PSI Jateng sudah merapatkan barisan guna mewujudkan kemenangan telak 01. Diakuinya, jelang hari H coblosan Pemilu 2019 isu tentang intoleransi berembus sangat kuat. PSI yang memiliki DNA keberagaman, siap meladeni jika ada sekelompok orang yang mencoba mengganggu kesatuan bangsa.

Sementara Wakil Ketua DPD PSI Kota Semarang Grace Geovani menyatakan Jokowi sudah terbukti mampu memimpin bangsa dan bersih dari dosa politik masa lalu.  

"Indonesia negara kaya, harus dikelola oleh pemimpin yang baik, benar dan tidak korupsi," tukasnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.