PSI: Jika Sah, RKUHP Berpotensi Memecah Belah Bangsa

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menunda pengesahan RKHUP.
Seorang mahasiswa membawa sebuah bonek dengan tulisaN rakyat. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menunda pengesahan rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP).

"Rancangan KUHP ini apabila disahkan dengan yang ada sekarang berpotensi memecah belah bangsa," ujar Rian di Jakarta, Senin, 23 September 2019 seperti dilansir dari Antara.

Wakil ketua Dewan Perwakilan Wilayah PSI DKI Jakarta ini menilai pengadopsian hukum RKUHP yang hidup di tengah masyarakat terlalu jauh masuk ke ranah pribadi masyarakat.

Lebih baik demi kepentingan bangsa dan negara diundur saja, dibongkar lagi, dibuka lagi, dikaji lagi.

Salah satu pasal yang menjadi sorotannya adalah pasal penodaan agama yang sangat multitafsir jika akhirnya diberlakukan.

"Interpretasinya tergantung perasaan beragama orang per orang yang pasti beda. Kenapa tidak dibuat yang lebih jelas," ucapnya.

Baca juga: Mosi Tidak Percaya dan Empat Agenda Restorasi Mahasiswa

Maka dari itu, Rian mendesak DPR menunda pengesahan RKUHP. Menurutnya, pembahasan RKUHP dapat dibahas kembali pada periode DPR berikutnya dengan melibatkan lebih banyak pihak.

Misalnya, DPR dan pemerintah membuka ruang dialog dengan masyarakat. Kemudian membuka pasal-pasalnya, unggah di daring, terima masukan dari masyarakat, akademisi, penggiat, untuk naskah lebih baik.

Sebab, kata dia, sekaran bukan saatnya anggota DPR maupun  mendahulukan keputusan berdasarkan ego sektoral.

"Ingin memaksakan produknya sekarang terjadi, lebih baik demi kepentingan bangsa dan negara diundur saja, dibongkar lagi, dibuka lagi, dikaji lagi, lalu disahkan di DPR periode berikutnya," tuturnya. []

Berita terkait
Relawan Dukung Jokowi dan Mahasiswa Tolak RKUHP
Komite Penggerak Nawacita mendukung aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah yang menolak rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Mahasiswa Demonstrasi Dobrak Gerbang Masuk DPR
Ribuan mahasiswa dari berbagai daerah Indonesia yang tengah demonstrasi di depan gedung DPR bentrok dengan aparat keamanan yakni Polri dan TNI.
Mahasiswa Demo Kecewa, DPR Tutup Mulut dan Telinga
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang berdemonstrasi di depan gedung DPR kecewa dan murka pada wakil rakyat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.