Mataram - Ahli perumahan dan birokrat, Zulfi Syarif Koto tak memungkiri sektor penyewaan kantor menjadi salah satu sektor properti yang terdampak pandemi virus corona Covid-19. Namun, kantor virtual atau virtual office bisa menjadi pilihan yang tepat dalam usaha penyewaan kantor.
Kantor virtual merupakan bagian dari industri ruang kerja yang fleksibel dan menyediakan bisnis dengan kombinasi layanan, ruang dan fasilitas lainnya dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.
Para pengusaha itu harus inovatif. Virtual Office peminatnya kalangan bisnis menengah atas dan anak-anak milenial yang kreatif dan punya networking yang luas.
Baca Juga: Bisnis Properti Unggul Saat Corona, Gimana Caranya?
"Mungkin penyewaan kantor yang kaya model dulu itu berkurang, saya yakin berkurang karena orang banyak yang masih ragu. Tapi kalau mereka mau inovasi, perkantoran virtual itu bisa laku, mungkin akan naik permintaan, tapi belum ada kajiannya," ujar Zulfi kepada Tagar, Rabu, 15 Juli 2020.
Di masa pandemi, menurut Zulfi, virtual office menjadi incaran para pengusaha, khususnya di kalangan milenial. "Para pengusaha itu harus inovatif. Virtual Office peminatnya kalangan bisnis menengah atas dan anak-anak milenial yang kreatif dan punya networking yang luas," katanya.
Penyewaan Kantor Turun
Menurut Zulfi, penyewaan kantor konvensional di masa pandemi Covid-19 banyak yang mengalami penurunan, meskipun konsentrasinya tak sebesar sektor properti menengah atas seperti perhotelan, dan sebagainya.
"Menengah atas itu dampaknya parah, menengah bawah itu masih ada walaupun turun tapi masih hidup. Kalau persewaan kantor menurut saya agak menurun juga, cuma konsentrasinya mungkin tidak sebesar yang menengah atas, seperti perhotelan. Jadi mereka harus inovatif," ucap pria yang pernah menjabat sebagai Deputi Kementerian Perumahan Rakat (Kemenpera) Bidang Perumahan Formal itu.
Untuk itu, Zulfi berharap pemerintah turut hadir dalam proses pemulihan sektor properti yang terkena imbas Covid-19. Pasalnya, Industri properti punya peran besar dalam menggerakan roda perekonomian bangsa.
Simak Pula: Beli Rumah Bukan Prioritas di Masa Pandemi Covid-19
"Pada masa adaptasi baru nanti, biaya produksi pasti naik, di lain sisi konsumen daya beli/cicil/sewa masih lemah. Diperlukan political will dan kebijakan pemerintah yang tepat dan berkeadilan di kedua sisi produsen dan apalagi konsumen. Negara harus hadir," ujar Zulfi. []