BI Optimis 2020 Properti Dalam Negeri Akan Mentereng

Bank Indonesia optimistis sektor properti dalam negeri akan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada 2020.
Suasana proyek pembangunan hunian vertikal di samping tol Bogor Outer Ring Road (BORR), Cibuluh, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat, 31 Januari 2020. (Foto: Antara/Arif Firmansyah/aww)

Jakarta - Bank Indonesia (BI) optimistis sektor properti dalam negeri akan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada 2020. Pasalnya bank sentral tersebut telah mengeluarkan  kebijakan untuk mendukung pertumbuhan sektor properti Tanah Air.

Misalnya, BI mengeluarkan kebijakan relaksasi loan-to-value (LTV) rata-rata 5 hingga 10 persen, penurunan BI 7 days repo rate atau 7DRR menjadi lima persen serta menurunkan Giro Wajib Minimum atau GWM bank umum konvensional dan syariah sebesar 50 basis poin.

"Kami optimistis sektor properti akan semakin baik pada 2020," ujar Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Widi Agustin di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Gairah pertumbuhan sektor properti, kata dia disokong juga dengan pertumbuhan kredit pada 2020 yang diperkirakan naik 10 sampai dengan 12 persen. Ditambah dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan yang diperkirakan tumbuh 8 sampai dengan 10 persen.

"Artinya amunisi bank sudah semakin besar untuk memberikan kredit, jadi amunisinya sudah," tuturnya.

Prospek pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan lebih tinggi pada 2020 itu, menurut dia akhirnya meningkatkan permintaan domestik dan meningkatkan aliran masuk modal asing.

"Ketentuannya telah dilonggarkan, kondisi perekonomiannya juga sudah diperkirakan akan membaik maka sekarang tinggal bagaimana industri merespons," kata dia.

Masa Depan Properti

Konsultan properti Colliers International Terence Tang menuturkan pembeli dan pelaku usaha properti yang tinggal di negara-negarakawasan Asia, termasuk Indonesia, mulai menunjukkan optimistis untuk berinvestasi.

Menurutnya optimistis di sektor properti dipicu sejumlah hal, antara lain karena berkurangnya ketegangan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China dan kecenderungan menurunnya tingkat suku bunga di kawasan Asia.

Selain itu, ujar dia, negara-negara di kawasan Asia juga dinilai memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang dan fundamental perekonomian yang kuat.

Colliers International juga mencatat sektor properti di Indonesia dapat terus mendapatkan perhatian baik dari pengembang lokal maupun asing termasuk pembangunan rumah tapak serta pengembangan kluster khususnya untuk ritel dan industri. []

Berita terkait
OJK Klarifikasi Pembobolan Rekening Ilham Bintang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan konfirmasi resmi kasus pembobolan rekening wartawan senior Ilham Bintang.
Ekonom: Insolvabilitas Jiwasraya Berdampak Sistemik
Ekonom UGM Yanuar Rizky menilai defisit likuiditas dan solvabilitas yang dialami Jiwasraya harus segera diselesaikan.
RI Bisa Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Ini Syaratnya
Indonesia memiliki peluang untuk bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi ke level enam persen. Meskipun berat upaya itu bisa dilakukan.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.