Profil Nusron Wahid, Dari PKB ke Golkar

Profil Nusron Wahid, politisi PKB yang kemudian hijrah ke Partai Golkar.
Profil Nusron Wahid, Dari PKB ke Golkar. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 10/4/2019) - Nusron Wahid politikus Golkar yang sudah tidak asing lagi didengar di tengah masyarakat. Apalagi, saat ini namanya terseret dalam kasus 400 ribu amplop serangan fajar.

Nusron membantah terlibat dalam kasus yang menjerat Bowo Sidik Pangarso. Tak sedikit masyarakat yang ingin mengetahui siapa sosok Nusron Wahid itu?

Nusron Wahid adalah Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), yang juga merupakan Politisi Partai Golkar. Sebelum menjabat diposisi sekarang, Nusron sempat menjadi Anggota DPR RI periode 2009-2014 dari fraksi Golkar mewakili Jawa Tengah terutama Kudus. 

Nusron memperoleh dukungan dari 13.157 suara rakyat Kudus dan ditempatkan di Komisi VI di DPR RI. Bertugas sebagai pengawas kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN, dan Standardisasi Nasional.

Pria lulusan Institut Pertanian Bogor ini, pernah terpilih menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor-Nahdlatul Ulama pada Januari 2011. Pada 27 November 2014, Nusron Wahid dilantik menjadi Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Nama Nusron Wahid sempat menjadi perbincangan hangat di berbagai media tanah air pada 11 Oktober 2016. Saat itu dia tampil dalam acara Indonesia Lawyers Club. Dalam acara itu, membahas terkait permohonan maaf Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.  

Seperti diketahui, Ahok sempat terjerat kasus penistaan agama, dimana pernyataannya Ahok dinilai kontroversial saat pidato di Kepulauan Seribu saat menyinggung Surat Al-Maidah Ayat 51.

Pada kasus penistaan agama yang menimpa Ahok, Nusron mati-matian membela dan mengatakan Mantan Gubernur DKI itu tidak salah, tidak ada melecehkan Al-Qur'an dan umat agama Islam. 

Pembelaan Nusron terhadap Ahok terlihat dalam acara Indonesia Lawyers Club edisi 11 Oktober 2016. Dalam acara itu, pria berkelahiran 12 Oktober 1973 ini dengan suara lantang dan tegas mengatakan Ahok tidak bermaksud melecehkan maupun menistakan Al-Quran danumat islam.  

Sebelum kasus penistaan agama yang menjerat Ahok ini, pria yang lahir di Kudus ini, pernah menjadi Ketua Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Saat bergulirnya kasus Ahok, Nusron mendapatkan banyak kritikan yang muncul di media sosial. Karena dirinya membela mati-matian.

Kritikan yang diterima tak dihiraukan, Nusron justru menganggap kritikan itu akan menambah pahalanya dan mengurangi dosa-dosanya. Pembelaan terhadap Ahok dilakukan karena dia meyakini mantan suami Veronica Tan itu tidak bersalah dalam kasus penistaan Alquran.

Nusron mempertanyakan sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menganggap Ahok bersalah. Ketua MUI yang juga Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin mengatakan, lembaganya memang sudah memaafkan Ahok, namun proses hukum harus berjalan. 

Untuk mengetahui bagaimana latar pendidikan dan pekerjaan Nusron, berikut informasinya:

Pendidikan

- Magister Ekonomi, Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

- Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah di Universitas Indonesia

- SMA Islam Al Ma'ruf Kudus

- MTS Qutsiyyah Kauman Menara Kudus

- MI Miftahutthalibin Mejobo Kudus

Riwayat Jabatan dan Pekerjaan

- Ketua Partai Bidang Pemenangan Pemilu di Partai Gokar

- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ( BNP2TKI )

- Anggota Komisi VI DPR RI (2009-2014)

- Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama sejak 2011

- Komisaris PT. CBN- Komisaris PT. Palima Timada

Berita terkait