Amien Rais ke Polda Dikawal 500 Alumni PA 212, Ini Komentar Nusron Wahid

Amien Rais ke Polda dikawal 500 alumni PA 212 untuk diperiksa sebagai saksi kasus hoaks Ratna, ini komentar Nusron Wahid.
Inisiator Relawan Nusantara Nusron Wahid (kiri) memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan tertutup dengan calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (24/9/2018). Pertemuan tersebut membahas dukungan Relawan Nusantara untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Bogor, (Tagar 9/10/2018) - Politikus Golkar Nusron Wahid menyatakan pengerahan massa saat pemeriksaan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sebagai saksi kasus pernyataan bohong Ratna Sarumpaet di Polda Metro Jaya pada Rabu (10/10) merupakan tradisi buruk.

"Pasti kan ini tradisi buruk ya, setiap ada orang diperiksa bawa massa, diperiksa bawa massa, seakan-akan mau menekan dan sebagainya, biarkan hukum bicara dengan hukum," kata Nusron di lingkungan Istana Kepresidenan Bogor, Bogor, Selasa mengutip Antara.

Sebelumnya Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan organisasinya akan mendampingi Amien Rais ketika menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Rabu (10/10), sebagai bentuk dukungan moril.

"Tidak usah dibawa dengan massa, katanya sudah legowo semalam timnya. Ikhlas diserahkan sama aparat hukum ya sudah. Kalau mau didampingi pengacara silakan, tidak apa-apa, tidak usah pakai bawa massa. kalau bawa massa nanti dihadapi massa lagi kacau lagi, mau jadi apa bangsa ini nanti?" tambah Nusron.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu meyakini bahwa tidak ada kriminalisasi yang dilakukan pihak kepolisian.

Baca juga: Diperiksa Sebagai Saksi, Amien Rais Akan Didampingi 300 Advokat

"Di mana kriminalisasinya? Jangan buat hoaks lagi, terbukti kalau polisi itu melangkah, itu pasti ada fakta yang ingin diklarifikasi. Jangan kemudian ditarik ini kriminalisasi dan sebagainya, kemarin juga kalau kemudian tidak ada pengakuan dari Ratna Sarumpaet 'ngomong' dia operasi plastik kriminalisasi juga 'ngarang' juga," ungkap Nusron.

Anggota Tim Kampanye Nasional capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu menilai kepolisian sudah sesuai jalurnya dengan melakukan klarifikasi selama ada fakta perbuatan yang diduga melanggar hukum tersebut.

"Kalau memang tidak terbukti, yang bersangkutan tidak merasa bersalah, bersangkutan benar ya dihadapi saja. Tidak usah mengatakan ini kriminalisasi. Saya yakin polisi akan profesional untuk melakukan ini semua ya karena itu kami katakan Pak Amien kan tokoh, karena tokoh itu sebaiknya jangan buat istilah menuduh polisi kriminalisasi. Kalau memang Pak Amien Rais yakin betul sudah saya yakin tidak ada apa-apa, polisi juga gentar kalau hadapi orang benar," tegas Nusron.

Ratna Sarumpaet disangkakan pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 146 yang menyebutkan barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.

Sebelumnya beredar kabar aktivis Ratna Sarumpaet menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang tidak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara Bandung Jawa Barat pada 21 September 2018.

Ratna mengaku dianiaya sejumlah orang usai menghadiri pertemuan internasional bersama dua rekannya warga negara asing saat menuju Bandara Husein Sastranegara.

Namun aparat kepolisian menyatakan tidak menemukan fakta, saksi maupun informasi terkait penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. Ratna lalu memohon maaf lantaran telah menyampaikan kebohongan terkait dengan informasi pengeroyokan tersebut. 

500 Orang Pengawal

Pada hari Senin (8/10), Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan organisasinya akan mendampingi Amien Rais ketika menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Rabu (10/10), sebagai bentuk dukungan moril.

"Amien Rais adalah Ketua Dewan Penasihat PA 212. Maka, kami sepakat akan kami kawal pada hari Rabu mendampingi beliau ke Polda Metro Jaya," kata Slamet Maarif di Jalan Daksa, Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa PA 212 akan berkumpul di Masjid Al Munawar, Pancoran pada pukul 08.00 WIB, kemudian salat Duha bersama, lalu berangkat ke Polda bersama Amien Rais.

Menurut dia, Amien adalah tokoh yang bergerak di Aksi Bela Islam sampai dengan 212.

"Jadi, sekali lagi, perlu kami tegaskan kami gerakan 212 tidak pernah akan membiarkan lagi ada ulama dan tokoh nasional yang coba-coba akan dikriminalisasi," ujarnya.

Slamet menegaskan bahwa pihaknya tidak akan diam dan akan bergerak kalau ada tokoh dan ulama yang akan coba dikriminalisasi.

Ia menyebutkan sekitar 500 orang yang menyatakan siap hadir pada hari Rabu untuk mengawal Amien Rais yang akan menjalani pemeriksaaan.

"Dari Jawara, Barikade, dan Laskar yang sudah siap mengawal Amien, sudah ada 500 akan hadir di Al Munawar, belum termasuk anggota, simpatisan, dan alumni 212 yang akan langsung hadir tidak pakai konfirmasi lagi," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa PA 212 akan mengawal dan menunggu Amien sampai beliau keluar dari Polda serta memastikan anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo/Sandiaga itu pulang ke rumahnya. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.