Profil Novel Baswedan, Penyidik Tanpa Kompromi KPK

Dikenal tegas dan berani memberantas kasus korupsi, Novel Baswedan dinilai sebagai penyidik KPK terbaik.
Novel Baswedan. (Foto: kpk.go.id)

Kasus penyiraman air keras ke mata penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan memasuki babak baru. Dua polisi aktif berinisial RM dan RB ditangkap karena diduga sebagai pelaku penyiraman tersebut. 

Novel dianiaya usai menunaikan ibadah shalat subuh di Masjid Al Ikhsan, Jakarta, pada 11 April 2017 lalu. Saat itu Novel tengah menangani kasus korupsi kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (K-KTP).

Pelaku Penyiraman NovelPelaku penyiraman air keras Penyidik KPK Novel Baswedan dibawa petugas untuk dipindahkan ke Bareskrim Mabes Polri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu 28 Desember 2019.

Setelah terkena siraman air keras, Novel langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga di Kelapa gading, Jakarta, untuk mendapat perwatan. Di hari yang sama, suami dari Rina Emilda itu kemudian dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center, Jakarta Pusat. Selang satu hari, Novel lantas menjalani perawatan intensif di Singapura.

Akibat kejadian tersebut, pria kelahiran Semarang, 22 Juni 1977 itu penglihatan mata kirinya terganggu. Untuk menopang penglihatannya, ia harus menjalani operasi penanaman jaringan gigi dan gusi ke bola matanya untuk mengganti jaringan mata yang telah rusak akibat penyiraman air keras.

Sebelum menjadi penyidik di lembaga anti rasuah KPK, sepupu dari Anies Baswedan ini mengawali kariernya di Akademi Kepolisian (Akpol). Setelah lulus pada 1998, setahun kemudian, ia bertugas di Bengkulu hingga 2005. Pada 2004, ia menjabat sebagai Kepala satuan (Rasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Bengkulu berpangkat komisaris, lalu ditarik ke Bareskrim Mabes Polri.

Pada 2007, cucu dari Abdurrahman Baswedan ini masuk KPK sebagai penyidik KPK. Tujuh tahun kemudian ia diangkat sebagai penyidik resmi KPK.

Selama menjadi penyidik,  Novel memegang banyak kasus besar. Ia misalnya membawa pulang Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia. Bendahara Umum Partai Demokrat itu kemudian dihukum 6 tahun penjara dan denda 1 miliar. Ia terbukti menerima gratifikasi dan melakukan pencurian uang.

Novel juga sukses mengungkap kasus korupsi wisma atlet yang menjerat istri almarhum Adjie Massaid, Angelina Sondakh. Kemudian membongkar kasus suap cek pelawat pada pemilihan deputi senior Gubernur Bank Indonesia (DGS BI), Miranda Goeltom pada 2004. Dalam kasus ini, Nunun Nurbaeti selaku tersangka, sempat melarikan diri ke Singapura sebelum akhirnya tertangkap di Bangkok, Thailand, pada 9 Desember 2011.

Selain kasus-kasus di atas, Novel juga berperan penting dalam membongkar kasus jual beli perkara sengketa pilkada dengan terdakwa mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

Novel juga memeriksa memeriksa sejumlah petinggi Polri dalam kasus korupsi simulator SIM. Kejadian ini sempat membuat hubungan antara KPK dan Polri kembali merenggang. Pihak kepolisian kembali mengungkit peristiwa penembakan tersangka pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004 yang saat itu Novel bertugas di sana.

Sebelumnya, kasus ini sudah pernah dibawa ke pengadilan dan telah diputus bahwa Novel bukan pelakunya. Namun, pada Mei 2015, Novel kembali ditangakap di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk menjalani pemeriksaan. Karena bukti yang diserahkan tidak cukup kuat untuk bisa menjebloskan Novel ke penjara, alhasil, bapak lima anak ini akhirnya dibebaskan.

Saat konflik antara KPK dan Polri meruncing itulah, Novel memutuskan untuk keluar dari Polri (2012) dan bergabung sebagai penyidik resmi KPK (2014).

Sebagai penyidik, Novel dikenal tegas, berani, dan baginya tak ada kompromi untuk kasus dan pelaku korupsi. Kendati demikian kepada pers, Ketua KPK, saat itu Agus Rahardjo menegaskan tak hanyal Novel penyidik KPK yang bagus. 

“Di KPK banyak penyidik yang bagus-bagus, tak hanya Novel,” kata Agus. Agus mungkin benar, tapi bahwa ada orang mengincar dan menganiaya Novel, menunjukkan Novel adalah penyidik KPK yang, mungkin,  paling “berbahaya” untuk para koruptor. []

Berita terkait
Siapa Menyuruh Dua Polisi Menyerang Novel Baswedan?
Dua polisi menyerang dengan air keras kepada Novel Baswedan. Penyidik KPK ini merasa lucu kalau motif mereka dendam pribadi. Sesederhana itukah?
Buka Kasus Novel Baswedan, Kabareskrim Dapat Pujian
Kabareskrim Polri Listyo Sigit Prabowo banjir pujian usai mengumumkan pelaku penyiram air keras Novel Baswedan. Pujian juga datang dari Bara JP.
Polisi Musuh Novel Baswedan Itu Masih Bisa Tersenyum
Polisi penyerang dengan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan itu masih bisa tersenyum kepada wartawan yang menemuinya di Bareskrim.