Profil Kota Palangkaraya, Calon Ibu Kota Indonesia

Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin dan Wakil Wali kota Umi Mastikah mungkin saat ini sedang memutar otak.
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan usai meresmikan Terminal Baru Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (8/4/2019). (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta - Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin dan Wakil Wali kota Umi Mastikah mungkin saat ini sedang memutar otak, bagaimana jadinya jika ibu kota benar-benar akan dipindahkan. 

Pasalnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa, dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 29 April 2019.

Salah satu kota yang disebut-sebut menjadi ibu kota baru itu adalah Kota Palangkaraya. 

Luas Wilayah Tiga Kali Lebih Besar dari Jakarta

Terletak di provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangkaraya adalah kota sekaligus ibu kota provinsi. 

Luas wilayah Kota Palangkaraya dilansir dari palangkaraya.go.id adalah 2.687 kilometer persegi, atau hampir setara dengan luas wilayah DKI Jakarta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, luas wilayah DKI mencapai 662,33 kilometer persegi.

Pembagian Luas Wilayah

Wilayah Kota Palangkaraya terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 kilometer persegi, 583,50 kilometer persegi, 352,62 kilometer persegi, 572,00 kilometer persegi, dan 1.053,14 kilometer persegi.

Menurut penggunaannya luas wilayah Kota Palangkaraya terdiri dari Kawasan Hutan 2.485,75 kilometer persegi, Tanah Pertanian 12,65 kilometer persegi, Perkampungan 45,54 kilo meter persegi, Perkebunan 22,30 kilometer persegi, Sungai dan Danau 42,86 kilometer persegi, serta penggunaan lain-lain 69,41 kilometer persegi.

Jumlah Penduduk

Pada 2015, jumlah penduduk di Kota Palangkaraya sebanyak 259.865 orang. Terdiri dari 132.980 orang laki-laki dan 126.885 orang perempuan.

Penduduk terbanyak Kota ini berada di Kecamatan Jekan Raya, karena 52 persen penduduk tinggal di kecamatan ini. Jadi, Kecamatan Jekan Raya menjadi kecamatan terpadat dimana terdapat 349 orang setiap kilometer persegi.

Kota Palangkaraya memiliki jumlah rumah tangga sebanyak 68.469, dimana setiap rumah tangga mempunyai anggota rumah tangga rata-rata tiga, hingga empat orang.

Sejarah Kota Palangkaraya

Pada 17 Juli 1957, Presiden Pertama RI menacapkan pancang pertama pembangunan di Kota Palangka Raya. Namun, terbentuknya Kota Palangkaraya tidak dapat dipisahkan dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah.

Setelah melalui proses panjang, akhirnya pada 23 Mei 1957 terbentuk Provinsi Kalimantan Tengah. Pembentukan dikuatkan dengan Undang-Undang Darurat Nomor 10 tahun 1957, yaitu tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangkaraya sebagai Ibu kota.

Sejarah Nama Palangkaraya

Kota Palangkaraya terdiri dari berbagai suku di antaranya Dayak, Banjar, Jawa, Melayu, Madura, dan lain sebagainya. Tapi, Suku Dayak yang paling banyak dengan jumlah 46, 62 persen.

Beberapa subetnis Dayak yang terdapat di Kalteng yaitu Ngaju (subetnis terbesar yang mendiami daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan), Bakumpai (mendiami tepian daerah aliran sungai Barito), Maanyan (mendiami bagian timur Kalteng seperti Barito Timur dan Barito Selatan), Ot Danum (mendiami daerah utara Kalteng), dan Siang Murung (mendiami Timur Laut Kalteng/Kabupaten Murung Raya). 

Kemudian Taboyan (mendiami sepanjangan tepian aliran Sungai Teweh), Lawangan (mendiami bagian timur Kalteng/Barito Timur), Dusun (mendiami wilayah aliran sungai Barito dari Barito Selatan sampai Murung Raya), dan subetnis lainnya dalam jumlah kecil. Orang Dayak di Kalteng umumnya berprofesi sebagai petani dan pegawai pemerintahan.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Dayak yang juga pendiri Provinsi Kalimantan Tengah, Sabran Achmad, Kota Palangkaraya adalah nama yang berasal dari suku Dayak sejak zaman dulu. Palangkaraya pun memiliki arti yang berbeda dari masing-masing katanya.

Palangka dalam bahasa Dayak Ngaju berarti tempat, wadah, atau piring untuk orang Dayak menaruh sesaji, sedangkan Raya berarti besar atau luas.

"Jadi secara harafiah Palangka Raya itu adalah tempat tinggal yang besar atau luas," terang Mantan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng pada Jumat 7 Juli 2017.

Fasilitas Kota

Kota Palangkaraya yang merupakan kota sekaligus ibu kota provinsi ini jadi sudah memiliki berbagai fasilitas, dari mulai fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas perbelanjaan.

Untuk transportasi karena Sungai Kahayan yang membelah Kota Palangkaraya maka masyarakat dapat menggunakan kapal kecil, seperti jukung, getek dan kelotok untuk menyebrang alat tranportasi.

Sedangkan untuk darat melewati Jembatan Tumbang Nusa dan Jembatan Barito, menghubungkan jalan darat antara kota Palangka Raya dengan kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan jarak tempuh dalam waktu kurang lebih 3-4 jam. 

Hanya saja masih ada jalan darat di 13 kabupaten di Kalimantan Tengah, belum dapat dilalui dengan baik karena kondisi struktur tanah, jalan, dan curah hujan.

Di tengah Kota Palangkaraya sendiri terdapat Jembatan Kahayan diatas Sungai Kahayan, menghubungkan kedua tempat yang biasa disebut dengan Pahandut dan Pahandut Seberang.

Untuk transportasi udara, saat ini Kota Palangkaraya memiliki satu bandara yaitu Bandar Udara Tjilik Riwut (dulu bernama Panarung) yang menghubungkan Kota Palangkaraya dengan kota-kota di pedalaman serta antar provinsi di Indonesia. 

Bandara Tjilik Riwut terletak di Jalan Adonis Samad, Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.