Profil Haji Lulung yang Balikan dengan PPP

Politikus Haji Abraham Lunggana atau lebih dikenal sebagai Haji Lulung, pada awal September 2021 memutuskan kembali ke PPP karena desakan ulama.
Politikus Haji Abraham Lunggana atau lebih dikenal sebagai Haji Lulung. (Foto: Tagar/Azzahrah)

Jakarta - Politikus Haji Abraham Lunggana atau lebih dikenal sebagai Haji Lulung, pada awal September 2021 memutuskan kembali ke PPP atau Partai Persatuan Pembangunan, setelah tiga tahun bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

Lulung menyebutkan, alasannya kembali ke PPP, karena ada desakan dari sejumlah ulama. Lulung juga memastikan tidak ada masalah dengan PAN. Bahkan, dia sudah menjadi anggota DPR dari PAN. 

Padahal, dulu Haji Lulung sempat dipecat dari PPP karena mendukung pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada DKI 2017. Lulung dipecat bersama dengan sembilan kader lainnya.

PPP yang dipimpin Djan Faridz saat itu telah menyatakan dukungan kepada pasangan Ahok- Djarot. Nama Lulung memang semakin dikenal setelah perseteruannya dengan Ahok yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI. 

Lulung beberapa kali menyerang Ahok dengan tudingan telah menghina DPRD DKI agar bisa naik sebagai Gubernur DKI, hingga dinilai sering berbicara sembarangan tentang PKL Tanah Abang.

Abraham Lunggana atau yang biasa dipanggil Haji Lulung lahir di Jakarta, 24 Juli 1959. Ia merupakan anak ketujuh dari sebelas bersaudara. Sang ayah Ibrahim Tjilang merupakan tentara berpangkat Peltu dan ibunya keturunan dari KH. Abdullah Syafi'i, tokoh agama Islam di Jakarta, sekaligus keturunan Imam besar Asy-Syafi'i.

Sejak duduk di bangku SMP tahun 1975, ia sudah ditinggal oleh ayah. Sempat terhenti dalam pendidikan selama tiga tahun, Haji Lulung melanjutkan kembali sekolah ke STM di YPMII, Jakarta dan lulus tahun 1981.

Sebelum terjun ke politik, Haji Lulung dikenal sebagai pengusaha yang memiliki sejumlah perusahaan di bidang keamanan hingga perparkiran di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Makanya ia juga sering disebut sebagai penguasa Tanah Abang.

Sejak itu, ia mulai mencari uang sendiri untuk keluarganya dengan mengumpulkan sampah pasar berupa plastik, karung, kardus, dan per bekas. 

Tahun 1976, pada usia 20 tahun, ia menjadi bos barang bekas ketika ada perluasan Pasar Kebon Dalem, Jakarta. Sejak tahun 1981, selain bisnis, ia berorganisasi menjadi Ketua Pemuda Panca Marga Kecamatan Tanah Abang, Jakarta.

(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)

Berita terkait
Profil Arteria Dahlan yang Bela Menkumham Yasonna Loly
Anggota DPR Fraksi PDIP membela Menkumham Yasonna Loly dan soroti soal over capacity. Berikut profilnya.
Profil Munir Said Thalib, Meninggal di Pesawat Secara Misteri
Kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir Said Thalib sudah menjadi misteri selama 17 tahun, ia meninggal di pesawat Garuda secara misterius.
Profil Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang Terjerat Korupsi
Bupati Kabupaten Banjarnegara Budhi Sarwono ditetapkan sebagi tersangka kasus korupsi proyek infrastruktur. Berikut profilnya.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.