Profil Gatot Nurmantyo, Deklarator KAMI Diusir Arek Suroboyo

Gatot Nurmantyo memiliki karier yang moncer di dunia militer. Ia menjadi Panglima TNI pada usia 55 tahun diangkat oleh Presiden Jokowi.
Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. (Foto:Ist)

Jakarta - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam elemen Mahasiswa Arek Suroboyo (MAS) mengecam pernyataan deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo di channel Youtube Hersubeno Point, beberapa waktu lalu.

Dalam video itu, Gatot mengatakan bahwa pergantian Panglima TNI tahun 2017 lalu terjadi lantaran ia bersikukuh menginstruksikan seluruh jajaran TNI untuk memutar film G30S/PKI.

Selain itu, Koordinator MAS, Sahala mengatakan bahwa mahasiswa Surabaya menolak segala bentuk aktivitas dan gerakan politik KAMI di Surabaya dan Jawa Timur. Sebab, berpotensi menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah masyarakat Jawa Timur yang majemuk dan sedang fokus menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Saya akan senantiasa menjunjung tinggi sumpah prajurit.

"Kita tegas menolak dan menentang segala bentuk aktivitas dan gerakan politik KAMI di Surabaya dan Jawa Timur, karena akan berpotensi memunculkan kegaduhan dan saat ini masyarakat juga sedang fokus menghadapi dampak pandemi Covid-19, jadi untuk apa ada gerakan-gerakan politik lagi," kata Sahala di Angkringan Merah Putih Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 23 September 2020.

Dia berpandangan, narasi yang digunakan oleh para tokoh KAMI, cenderung memprovokasi. Menurutnya, pernyataan kontroversial itu dapat mengoyak dan merongrong persatuan bangsa Indonesia.

"Kami melihat dan berpandangan bahwa narasi dan diksi yang dibangun oleh para tokoh KAMI juga provokatif dan dapat merongrong serta mengoyak rasa persatuan bangsa," ujarnya.

Profil Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo memiliki karier yang moncer di dunia militer. Ketekunan dan kerja keras membuatnya mampu menduduki posisi tertinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan menjadi Panglima pada usia 55 tahun. Ia berangkat dari matra Angkatan Darat.

Namanya kembali mencuat menjadi perbincangan setelah bergabung sekaligus deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bersama puluhan tokoh nasional lainnya pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 ini awalnya bercita-cita untuk menjadi arsitek. Namun karena kondisi keuangan keluarga yang tak memungkinkan ia memilih untuk mendaftarkan diri sebagai tentara. 

Dalam penuturannya, nama yang disematkan oleh ayahnya merupakan inspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI Jenderal Gatot Subroto yang namanya kini diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di Ibu kota Jakarta.

Usai lulus sekolah menengah, Gatot melanjutkan ke sekolah militer pada tahun 1982. Ia memulai kariernya di pasukan infantri baret hijau Kostrad. Banyak tugas berat yang diemban, mulai tugas penguasaan teritorial, pasukan, dan pendidikan di lingkungan Angkatan Darat.

Keberuntungan menyertai Gatot dengan melesatnya karier yang terus meroket. Namanya semakin terang setelah ditarik dari tugas di Papua ke Jakarta sebagai Kasdivif 2/Kostrad, lalu ke Dirlat Kodiklat. Luas wawasannya akan pendidikan dan pelatihan, ia ditempatkan sebagai orang nomor satu di Akademi Militer sebagai Gubernur Akmil pada tahun 2010.

Setahun menjadi gubernur Akmil, dia angkat menjadi Pangdam Brawijaya menggantikan Mayor Jenderal TNI Suwarno. Tak sampai setahun, dia kembali ditugaskan sebagai Dankodiklat TNI AD. 

Pada tahun 2013, ia diangkat menjadi Pangkostrad menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir. Setahun kemudian, Gatot kembali mendapat promosi jabatan menjadi KSAD pada tahun 2014. Pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30.

Ketika kekuasaan beralih ke Presiden Joko Widodo, Gatot dipilih sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-16 menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang akan pensiun dari dinas ketentaraannya saat itu.

Tepat, tanggal 8 Juli 2015, Presiden Jokowi melantik Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI. Pencapaian Jabatan tertinggi prajurit ini sebagai prestasi terbaik Gatot. 

"Saya akan senantiasa menjunjung tinggi sumpah prajurit," kata Gatot Nurmantyo dalam sumpah jabatannya saat pelantikan di Istana Negara.

Keluarga

  1. Istri : Enny Trimurti
  2. Anak : 3 orang

Pendidikan

  1. AKMIL 1982

Karier

  1. Danton MO. 81 Kiban Yonif 315/Garuda
  2. Dankipan B Yonif 320/Badak Putih
  3. Dankipan C Yonif 310/Kidang Kancana
  4. Kaurdal Denlatpur
  5. ADC Pangdam III/Siliwangi
  6. PS Kasi-2/Ops Korem 174/Anim Ti Waninggap
  7. Danyonif 731/Kabaresi
  8. Dandim 1707/Merauke
  9. Dandim 1701/Jayapura
  10. Sespri Wakasad
  11. Danbrigif 1/PIK Jaya Sakti
  12. Asops Kasdam Jaya
  13. Danrindam Jaya
  14. Danrem 061/Suryakencana (2006-2007)
  15. Kasdivif 2/Kostrad (2007-2008)
  16. Dirlat Kodiklatad (2008-2009)
  17. Gubernur Akmil (2009-2010)
  18. Pangdam V/Brawijaya (2010-2011)
  19. Dankodiklat TNI AD (2011-2013)
  20. Pangkostrad (2013-2014)
  21. KSAD (2014-2015)
  22. Panglima TNI (2015). []

Baca juga: 


Berita terkait
Polisi Didesak Tangkap Korlap Demo Penolak Gatot Nurmantyo
Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mendesak pihak kepolisian tangkap korlap penolak KAMI Gatot Nurmantyo.
Profil Edwin Soeryadjaya, Anak Pendiri Astra Kuasai Saratoga
Edwin Soeryadjaya, anak pendiri Astra International, William Soeryadjaya menambah kepemilikan saham di PT Saratoga Investmaa Tbk (SRTG).
Rocky Gerung: RI Gagal Berantas C-19, Gatot Nurmantyo Jadi Sasaran
Pengamat politik Rocky Gerung menilai RI gagal menangani Covid-19 lantas Gatot Nurmantyo jadi sasaran serangan bertubi-tubi.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan