Profil Bisnis Bambang Trihatmodjo, Gugat Menkeu di PTUN

Bambang Trihatmodjo, putra eks Presiden RI-2 Soeharto menggugat Menkeu, Sri Mulyani ke PTUN lantaran dicekal tak boleh ke luar negeri.
Ilustrasi PT Global Media Tbk yang sebelumnya bernama PT Bimantara Citra Tbk. (Foto: wikipedia.org).

Jakarta - Nama Bambang Trihatmodjo mendadak menjadi perbincangan publik. Putra ketiga mantan Presiden RI ke-2 Soeharto ini diketahui menggugat Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Musababnya, suami Mayangsari itu mendapat pencekalan tidak diperbolehkan beranjak ke luar negeri.

Bambang Trihatmodjo diketahui tidak bisa ke luar negeri karena ada persoalan terkait piutang dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara SEA Games 1997 yang berlangsung di Jakarta.

Baca Juga: Dicekal, Bambang Trihatmodjo Gugat Sri Mulyani ke PTUN

Nama Bambang Trihatmodjo sudah lalang melintang di dunia bisnis. Gurita bisnisnya sempat membuat ia dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia.

Pria berwajah tampan kelahiran Surakarta, Jawa Tengah 23 Juli 1953 ini merupkan pendiri PT Global Mediacom Tbk yang dahulu bernama PT Bimantara Citra Tbk.

Mengutip dari wikipedia.org, sosoknya dikenal kontroversial dari segi bisnis. Bisnisnya meroket karena sebagai mendapatkan berbagai kemudahan dari ayahnya yang menjabat Presiden RI. Pada tahun 1998, kekayaan Bambang Trihatmodjo dilaporkan mencapai sekitar US$ 3,5 milyar.

Perjalanan Bisnis Bambang Trihatmojo

Bersama rekannya sesama alumnus sekolah Percik Percik (Perguruan Cikini dari SD sampai SMP) dan SMA Negeri 1 Jakarta, Bambang Trihatmodjo PT Bimantara Citra pada tahun 1981. Mereka yang bergabung yakni, Mochamad Tachril dan Rosano Barack, Indra Rukmana (yang kemudian menjadi suami Siti Hardijanti Rukmana, salah satu putri Soeharto), dan Peter F. Gontha.

Usaha mereka terus berkembang dan merambah cepat, mulai dari perdagangan, broker asuransi, real estate, konstruksi, televisi swasta, perhotelan, transportasi, perkebunan, perikanan, industri otomotif, industri makanan, industri kimia, pariwisata dan lainnya. Sekitar 65 perusahaan telah mereka dirikan, 30 perusahaan di antaranya menempatkan Bimantara sebagai pemegang saham mayoritas.

Bambang TrihatmodjoBambang Trihatmodjo (Sumber: Istimewa)

Bambang Trihatmodjo dan rekan juga membangun perusahaan induk dengan nama PT Bumi Kusuma Prima. Beberapa perusahaan Bimantara termasuk kelompok perusahaan ini, seperti PT Gelatindo Multi Graha (produsen cangkang kapsul), PT Lima Satria Nirwana (keagenan Mercedes-Benz), dan PT Citra Auto Nusantara (Ford).

Banyak proyek baru yang dikelola oleh perusahaan ini. Sebagian di antaranya adalah proyek-proyek besar . Salah satunya adalah, Bali Turtle Island Development, yang mengembangkan 1.000 hektare kawasan wisata baru di Bali dengan nilai investasi keseluruhan mencapai US$ 2 miliar.

Ada 26 perusahaan yang bernaung di bawah payung Bimantara Citra. Diantaranya adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia, Elektrindo Nusantara, Plaza Indonesia Realty, Nusadua Graha International, Bima Kimia Citra, Multi Nitrotama Kimia, dan lain-lain. Kemudian sejumlah perusahaan di bawah bendera PT Bima Intan Kencana serta beberapa perusahaan di bawah PT Bima Kimia Citra, kedua perusahaan ini berinduk ke PT Bumi Kusuma Prima.

Bambang juga pemilik Bank Andromeda. Perusahaannya banyak bergerak di berbagai bidang, perdagangan, perkebunan, kehutanan, kimia, farmasi, kontruksi, properti - perkantoran/pembelanjaan, real-industrial estate, transportasi, jasa dan bidang Keuangan.

Jumlah investasi yang ditanam di seluruh perusahaan tersebut terbagi dua, masing-masing investasi asing dan investasi domistik. Investasi asing totalnya 102 Juta Dollar AS. Sementara investasi domestik sebesar Rp. 332,7 Miliar.

Disamping Bimantara, Bambang juga mempunyai bisnis lain yaitu Satelindo, Candra Asri, dan Kanindotex. Satelindo, adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Disamping melayani sambungan langsung internasional, perusahaan ini juga menyediakan layanan satelit dan layanan telepon seluler.

Di Satelindo, lewat Bima Graha Telekomindo, Bambang menguasai 45%. Sementara Candra Asri dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo, Prayogo Pangestu, dan Henry Pribadi. Perusahaan dengan total investasi Rp 4 triliun lebih tersebut memproduksi ethylene, prophylene, dan butadiene, masing-masing dengan kapasitas 495 ribu ton, 245 ribu ton, dan 24 ribu ton per tahun. Dengan jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan pabrik petrokimia semihilir (antara) di dalam negeri. Bahkan bisa berlebih, sehingga dapat digunakan untuk diekspor.

Bambang Trihatmodjo juga tercatat sebagai pemilik PT Kanindotex, perusahaan tekstil terpadu yang didirikan oleh Robby Tjahjadi. Bersama Johannes Kotjo, Bambang Rijadi Soegomo, dan Wisnu Suwardono, Bambang menguasai mayoritas saham (90%) perusahaan itu. Tak kurang, enam perusahaan menjadi pendukung pabrik tekstil tersebut. Salah satunya adalah PT Kanindo Success Textile. Perusahaan ini mengoperasikan 440 ribu mata pintal.

Dari catatan Creative Information System of Indonesia (CISI), 1991-1992, disebutkan bahwa Bimantara Grup mempunyai 134 anak perusahaan. Dengan bidang kegiatan antara lain, perbankan, asuransi, perhotelan, industri pariwisata, industri kimia, pabrik farmasi, otomotif, industri pakan ternak, industri kimia pertanian, pabrik minyak makan, dan beberapa pabrik lainnya.

Selain itu juga jasa pembangunan ladang minyak, perkebunan, properti, kontraktor, transportasi laut, udara, dan lainnya. Serta instalasi telekomunikasi dan distribusi peralatan telekomunikasi, televisi, dan perdagangan. Pada tahun 1997 saat krisis moneter, Bank Andromeda miliknya dilikuidasi berserta 16 bank lain.

Bimantara Ganti Nama Menjadi Global Mediacom

Pada 17 Juli 1995, Bimantara Citra resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). Pada tahun 1997, atas permintaan Viacom Indonesia dan Bhakti Investama, perusahaan ini menghimpun semua stasiun yang didirikan tahun 1987-1991 dalam satu kelompok bernama MNC. Kemudian pada tahun 2001, Bimantara Citra diakuisisi oleh MNC Corporation dan berganti nama menjadi PT Global Mediacom Tbk pada tahun 2007.

Perubahan nama ini menjadi peralihan yang signifikan dari usaha sebelumnya sebagai bisnis konglomerasi dengan banyak usaha menjadi fokus usaha di media dan telekomunikasi. Saham Bimantara dikuasai oleh PT Bhakti Investama milik Hary Tanoesoedibjo sebesar 45%, PT Asriland milik Bambang Trihatmodjo sebesar 12%, Astroria Development Limited 5%, dan sisanya oleh publik.

Simak Pula: 4 Tuntutan Bambang Trihatmodjo ke Menteri Keuangan 

Bimantara membawahi MNC yang menguasai tiga televisi nasional RCTI, TPI dan Global TV. Selain itu juga mempunyai mayoritas saham di PT Mobile-8 Tbk (Fren) dan PT Indonesia Air Transport Tbk (IAT). []

Berita terkait
4 Tuntutan Bambang Trihatmodjo ke Menteri Keuangan
Akibat dicekal bepergian ke luar negeri, Bambang Trihatmodjo secara resmi menggugat Menteri Keuangan melalui PTUN Jakarta
Dicekal, Bambang Trihatmodjo Gugat Sri Mulyani ke PTUN
Bambang Trihatmodjo menggugat Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, karena dicekal ke luar negeri.
Harta Kekayaan Menteri Keuangan Sri Mulyani
Sri Mulyani dipilih Jokowi menjadi Menteri Keuangan untuk periode kedua kepemimpinannya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)