Jakarta - Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan Rabu, 13 Januari 2020 pukul 09.42.
Profesor Abdul Muthalib merupakan Dokter Kepresidenan sekaligus Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan yang dipercaya menyuntikkan vaksin ke Presiden Joko Widodo.
Prof Abdul Muthalib menjadi perhatian publik karena saat proses menyuntikkan vaksin Sinovac ke lengan kiri Presiden Jokowi terlihat gemetar.
“Menyuntik orang pertama di Indonesia tentunya ada rasa juga, tapi masalah itu tidak menjadi halangan buat saya untuk menyuntikannya, pertamanya saja agak gemetaran,” kata Prof Abdul Muthalib.
Meski terlihat gemetar di awal, proses penyuntikkan ke Presiden Jokowi tetap berjalan lancar. Prof Abdul Muthalib mengaku berhasil menyuntik Presiden tanpa rasa sakit. Bahkan tidak ada pendarahan akibat penyuntikan.
Prof. dr. Abdul Muthalib, SpPD-KHOM lahir di Jakarta, 3 Januari 1945. Beliau seorang Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Dilansir dari laman resmi Universitas Indonesia, ketertarikannya di bidang ilmu penyakit dalam terutama Haematologi dan Oncology membawanya dalam pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia.
Ketertarikan di dunia kedokteran berawal dari kepeduliannya terhadap insiden kanker (payudara) yang semakin banyak di Indonesia.
Prof. dr. Abdul Muthalib menyelesaikan pendidikannya di FKUI pada tahun 1969. Kemudian mengambil spesialis ilmu penyakit dalam FKUI di tahun 1980 dan menjadi konsultan hematology-onkology Medik di FKUI dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1986.
Ia merupakan anggota dari International Society of Hematology (ISH) dan International Society of Thrombosis and Haemostatis (ASTH) sebagai Supervisor hingga sekarang ini.
Prof. dr. Abdul Muthalib berhasil mendapakan penghargaan Asian Clinical Oncology Society pada tahun 1999.
Beliau juga berhasil membuat Karya Ilmiah hasil penelitiannya yaitu “Preliminary Results of Multicenter Phase II Trial of Docetaxel (Taxotere) in Combination with Doxorubicin as First Line Chemotherapy in Indonesia Patiens with Advanced or metastatic Breast Cancer.”
Karya Ilmiah tersebut telah dimuat dalam Japanese journal of cancer and Chemotheraphy tahun 2000.
Selain itu, berbagai hasil karya ilmiah lainnya berupa buku yaitu Prinsip-prinsip pemantauan pasien kanker rawat jalan tahun 1997 dan Terapi pada perawatan paliatif. Buku panduan untuk petugas kesehatan: Perawatan paliatif dan bebas nyeri pada penyakit kanker tahun 2003.
Saat ini Prof. dr. Abdul Muthalib berpraktik di Rumah Sakit Mayapada Jakarta Selatan. Sebelumnya beliau berpraktik di RS Medistra, Jakarta Selatan dan Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara.
Abdul Muthalib dapat memberikan bantuan pelayanan medis terkait penyakit Kanker Penyakit Dalam.
Riwayat akademik:
1969: Lulus dokter umum di FKUI
1980: Lulus dokter spesialis di FKUI
1986: Konsultan Hematologi Onkologi Medik PAPDI
1998: Guru Besar di FKUI
(Deapenia Jannah)