Semarang - Mantan Menteri Kehakiman atau saat ini Menteri Hukum dan HAM, Prof Muladi meninggal dunia di penghujung tahun. Selain sebagai ahli hukum dan politisi, Muladi juga aktif mengabdikan dirinya di dunia pendidikan, di antaranya di Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Semarang (USM).
Di Undip, pria kelahiran Surakarta 26 Mei 1943 ini merupakan salah satu guru besar dan pernah menjadi nahkoda di kurun waktu 1994 hingga 1998. Karir sebagai rektor ini menasbihkan dirinya dalam totalitas pengabdian di Undip mengingat jauh sebelumnya Muladi merupakan aktivis mahasiswa dan mendapat gelar sarjana hukum di kampus itu pada tahun 1968.
Sedangkan di USM, Muladi merupakan Ketua Pembina Yayasan Alumni Universitas Diponegoro sejak tahun 2006. Yayasan tersebut merupakan Badan Penyelenggara USM yang didirikan tahun 1987. Mantan Gubernur Lemhamnas ini adalah salah satu dari lima sosok pendiri USM.
Kepergian selamanya dari Muladi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar dua kampus besar di Jawa Tengah tersebut. Jejak pemikiran dan karyanya hingga saat ini masih dianut oleh para civitas academica di Undip dan USM.
Beliau tidak hanya sebagai guru, tetapi juga panutan bagi kami.
Rektor Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama mengucapkan duka yang dalam atas kepergian salah satu guru besar terbaik Undip “Beliau tidak hanya sebagai guru, tetapi juga panutan bagi kami,” ungkap Yos dalam keterangan resmi yang diterima Tagar, Kamis, 31 Desember 2020.
Yos juga menyebut suara Muladi yang tegas menyuarakan keadilan dan penegakan hukum semasa hidup mencerminkan kewibawaan dan kepeduliannya pada sesama.
“Sebagai pakar pidana hukum, beliau sangat berjasa dalam upaya penegakan hukum dan penyusunan perundangan melindungi hak asasi manusia. Semoga almarhum husnul khatimah dan mendapatkan balasan terbaik atas amal dan dedikasinya bagi keluarga, lembaga dan negara,” beber dia
Terpisah, Rektor USM Andy Kridasusila mengungkapkan dalam menangani USM, Muladi sangat berkomitmen terhada fasilitas pembelajaran maupun infrastruktur pelengkap untuk mahasiswa.
"Beliau sangat support terhadap berbagai aktivitas USM, terutama yg terkait akademik untuk kualitas dan aktivitas mahasiswa untuk lebih melatih mahasiswa berorganisasi," tuturnya kepada Tagar, Kamis, 31 Desember 2020.
Bahkan, lanjut Andy, di jelang akhir hayatnya, Muladi aktif terlibat dalam mengonsep pembangunan menara USM 10 lantai yang berkonsep smart building. Tempat itu dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan bertaraf internasional.
Baca juga:
- Lampaui 40 Kampus, Undip Semarang Terbaik ke-241 di Asia
- Mahasiswa USM Semarang Ubah Krokot Jadi Permen Sehat
- Nilai Pancasila di Gedung Vokasi Undip Semarang
Muladi berharap dengan fasilitas kampus yang semakin baik, kegiatan Tridarma perguruan tinggi akan semakin meningkat kualitasnya, sehingga upaya untuk memperoleh akreditasi terbaik, baik untuk akreditasi perguruan tinggi maupun akreditasi program studi bisa lebih cepat didapatkan.
"Prof Muladi menjadi sosok yang harus kami teladani terkait semangat juang, komitmen dalam mencerdaskan anak bangsa dan kedisiplinan untuk menjaga dan selalu mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan tinggi," pungkas Andy.
Diketahui, Prof Muladi meninggal dunia pada pagi tadi sekira pukul 06.45 WIB. Ia dirawat di RSPAD Gatot Soebroto setelah berjuang melawan paparan Covid-19. []