Sleman - DKI Jakarta dan Jawa Barat kompak menghentikan proses produksi tempe selama tiga hari sejak 1 sampai 3 Januari 2021. Hal itu menyusul adanya kenaikan kacang kedelai yang kian hari semakin melambung. Meskipun demikian, pabrik tempe di Yogyakarta tetap berproduksi.
Triono, 42 tahun salah satu pengusaha tempe Muchlar mengatakan, sampai saat ini proses produksi tempe masih berjalan seperti biasa. "Untuk di Yogyakarta belum ada instruksi demikian (mogok). Jika ada, kami juga akan mogok produksi," kata Tri di lokasi pembungkusan tempe Jalan Waru, Joho, Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu, 2 Januari 2021.
Baca Juga:
Pria tersebut membeberkan, jika kenaikan kacang kedelai sudah dirasakan sejak pandemi virus korona tepatnya pada Maret, 2020 lalu. Hingga saat ini harga per kilo bahan baku kedelai naik mencapai 30 persen. "Dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram," ucap dia.
Tri melanjutkan, bahan baku pembuatan tempe dan tahu yang dikirim dari luar Indonesia atau impor ini sulit masuk. Sehingga kedelai yang tersedia mengalami penurunan. Jika mengandalkan produk lokal, tidak dapat memenuhi semua kebutuhan para produsen tempe di Indonesia sementara permintaan pelanggan terus ada.
Untuk di Yogyakarta belum ada instruksi demikian (mogok). Jika ada, kami juga akan mogok produksi.
Tak ingin semakin terpuruk dengan kondisi saat ini, pihaknya berupaya menyuguhkan tempe-tempe seperti biasanya. Tri juga tidak menaikan harga tempe di pasaran. "Harga tetap sama. Hanya kami kurangi bobotnya," ujarnya.
Sebelum kedaaan yang cukup mencekik seperti saat ini, dirinya mampu memproduksi sekitar 700 kilogram kedelai. Sekarang merosot hingga 300 kilogram per hari. Berkurangnya produksi tempe juga mempengaruhi pendapatan. "Kalau kami tidak produksi, kasihan para pedagang yang sudah masok tempe di sini. Jadi mending ada tapi ukurannya kami kurangi," katanya.
Baca Juga:
Ada beberapa ukuran tempe di sini. Untuk tempe yang paling besar dengan berat 500 gram dijual Rp 6 ribu. Sementara ukuran tempe 350 gram Rp 3 ribu. Sedangkan tempe dengan berat 100 gram dijual Rp 2 ribu.
Tri berharap, pemerintah bisa memperhatikan para produsen tempe di Indonesia khususnya mereka yang sedang melakukan aksi mogok produksi. "Semoga nasib produsen tempe lebih diperhatikan," ungkapnya. []