Pro Kontra Pedestrian Malioboro dan Ajakan Berpikir Visioner

Pro kontra kebijakan pedestrian Malioboro terus berlanjut. Pemda DIY mengajak warga berpikir visioner dan rasional. Ini alasannya.
Seorang kusir dengan andongnya tengah menunggu datangnya penumpang di tengah sepinya kawasan Malioboro saat penerapan pedestrian di kawasan itu. Andong dan kendaraan non motor lainnya tetap diperbolehkan berada di kawasan Malioboro. (Foto: Tagar/tangkapan layar Instagram)

Yogyakarta - Penerapan kebijakan pedestrian Malioboro bakal berjalan hampir sepekan dari rencana semula selama dua minggu pelaksanaan. Pro kontra masih terus terjadi. Meski begitu, Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) tetap akan terus menggulirkan kebijakan kawasan tanpa kendaraan bermotor itu. Dishub provinsi mengajak warga berpikir rasional dan visioner.

Plt Kepala Dishub DIY Ni Made Dwi Panti Indrayanti mengakui semua kebijakan yang ditempuh pasti mendapat pro dan kontra di kalangan masyarakat. Namun demikian, semua pihak mesti berpikir rasional dan visioner terhadap tujuan utama dari uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor itu. “Dampaknya ke depan yang mesti kita lihat bersama,” kata dia, Senin, 9 November 2020.

Baca Juga:

Menurutnya, selama ini uji coba kawasan Malioboro bebas kendaraan bermotor hanya dilakukan dalam tempo waktu yang singkat, sehingga tidak memberikan efek yang baik bagi manajemen lalu lintas di kawasan itu. Maka itu, kali ini uji coba yang dilakukan selama rentang waktu dua pekan diharapkan mampu menemukan formula yang tepat bagi pengelolaan kawasan yang menjadi jujugan wisata favorit para pelancong tersebut.

“Selama beberapa hari uji coba di pekan pertama, kami melihat masyarakat masih kaget. Masih ada insiden-insiden. Tapi itu wajar. Malioboro ini kan bisa hidup tidak hanya dilihat dari sisi perekonomian, namun juga dari sisi transportasi juga,” ungkap dia.

Baru uji coba, wajar masih ada beberapa kesalahan di sana-sini. Makanya nanti dievaluasi.

Ni Made mengaku selama uji coba tersebut pemerintah telah menerima banyak masukan dan juga evaluasi. Untuk itu, sejumlah langkah nantinya akan ditempuh guna mengakomodir usulan-usulan yang diberikan oleh para komunitas dan paguyuban lain di Malioboro. “Baru uji coba, wajar masih ada beberapa kesalahan di sana-sini. Makanya nanti dievaluasi,” imbuh dia.

Sementara itu, para pedagang yang beroperasional di kawasan Malioboro mengaku uji coba bebas kendaraan yang dilakukan oleh pemerintah setempat tidak tepat karena masih dalam suasana pandemi. Para pedagang mengaku, fasilitas pendukung untuk memperlancar uji coba tersebut masih belum memadai sehingga berdampak pada sejumlah hal yang cukup merugikan.

Baca Juga:

“Monggo saja diterapkan. Tapi ya harus dipikirkan apakah ada (tempat) parkirnya, apakah ada yang perlu diperbaiki. Kami lihat tidak ada,” kata Humas Komunitas Malioboro Paul Zulkarnaen.

Dia menjelaskan, pandemi yang belum kunjung usai masih dirasakan oleh sebagian besar pedagang yang berada di kawasan itu. Keadaan itu bukan malah membaik, tapi disebutnya kian menyelenggarakan para pelaku usaha.

“Selain berdampak pada sepinya pengunjung di kawasan itu, pedagang juga cukup kesulitan saat mengangkut fasilitas berjualan dengan kendaraan bermotor, karena di parkir di lokasi yang lebih jauh dari tempat berjualan,” keluh dia. []

Berita terkait
Jangan Korbankan Pedagang Malioboro demi Penilaian UNESCO
Malioboro uji coba jadi kawasan pedestrian. Pedagang minta jangan demi mengejar penilaian UNESCO, kepentingan hajat hidup orang banyak dikorbankan.
Pengakuan Pemkot Yogyakarta soal Efek Pedestrian Malioboro
Uji coba pedestrian Malioboro memberi efek bagi ekosistem di sana. Pedagang turun omzet. Hal itu diakui Wali Kota Yogyakarta.
Formulasi Rekayasa Lalu Lintas Malioboro Terus Dikaji
Uji coba kawasan Malioboro sebagai pedestrian sudah memasuki hari keempat. Penumpukan kendaraan terlihat di sejumlah ruas jalan di sekitarnya.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)