Pria Tua Aceh Berjuang Melawan Sampah Tanpa Pamrih

Haji Jasman umurnya tidak muda lagi, hatinya terpanggil membersihkan sampah di irigasi Susoh, Abdya, Aceh selama bertahun-tahun tanpa pamrih.
Haji Jasman mulai mengarahkan perahu menuju lokasi tumpukan sampah yang berada di irigasi Desa Baharu, Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis, 25 Juni 2020. (Foto: Tagar/Syamsurizal).

Aceh Barat Daya – Pancaran sinar matahari siang itu begitu menyengat di kawasan Desa Baharu, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh. Seorang pria paruh baya mengenakan kemeja panjang tampak santai berjalan sambil menenteng sebuah parang di tangan kanannya.

Haji Jasman nama pria itu, berusia 65 tahun warga desa Rumah Panjang, Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Aceh. Ditemui Tagar, Kamis, 25 Juni 2020, Jasman sedang menuju sebuah Robin tangkapan ikan nelayan yang terparkir di dekat jembatan irigasi Desa Baharu mengalir hingga ke desanya dan bermuara ke lautan lepas.

Jasman menuju irigasi bukan hendak mencari ikan, namun ingin membersihkan sampah irigasi agar bersih dan bermanfaat bagi banyak orang, serta tidak mengakibatkan wabah penyakit jika sampah berserakan di irigasi. “Akibat sampah ini pula irigasi yang dulunya menghasilkan untuk pemancing kini sudah dangkal dan mengeluarkan bau tidak sedap, tidak hanya itu, dampaknya juga pada robin nelayan yang susah bergerak karena dangkal dan banyak sampah,” kata Haji Jasman memulai carita awalnya kepada Tagar.

Batin saya tidak tenang melihat kondisi irigasi tercemar seperti ini, apa yang saya lakukan ini ikhlas.

Tali pengikat sebuah robin nelayan di irigasi Desa Baharu mulai dilepas siang itu, robin diarahkan Jasman menuju tumpukan sampah yang berada tidak jauh dari parkiran Robin. Setelah sampai, mulailah Jasman memainkan parang sambil berada di atas robin. Pria ini sangat lihai dengan mengambil sudut-sudut termudah dari tumpukan sampah yang dibersihkan.

Suara air akibat hentakan parang itu terus terdengar, saat bersamaan pula sampah yang tadinya melekat di pinggir irigasi mulai bergerak mengikuti aliran air. Bagian-bagian irigasi mulai enak dilihat setelah sampah ini dibersihkan, begitu juga dengan irigasi, terlihat semakin luas dari sebelumnya sempit terhimpit tumpukan sampah.

Jasman Abdya AcehHaji Jasman sedang mengayunkan parang mengeser sampah agar mengalir ke hulu, di irigasi Desa Baharu, Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis, 25 Juni 2020. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Gemercik air akibat hentakan parang yang menancap pada beragam jenis sampah terus dilakukan hingga mulai bergerak. Ini dilakukannya begitu serius, bahkan Jasman tidak menghiraukan kendaraan yang lalu-lalang di jembatan. Sesekali tampak robin yang dinaikinya tidak seimbang dan oleng, namun tidak membuat Jasman jatuh dan takut.

Dari satu tempat tumpukan sampah, Jasman tanpa merasa lelah berpindah ke tempat lain dengan mengayuh robin di tengah uap bau tidak sedap air irigasi yang tercemar akibat sampah. “Batin saya tidak tenang melihat kondisi irigasi tercemar seperti ini, apa yang saya lakukan ini ikhlas biar Allah yang menilainya,” ujar Jasman.

Waktu zuhur Jasman mulai terasa lelah, keningnya yang sudah mengerut tampak berkeringat, robin mulai diputar menuju tempat parkir. Tali robin mulai diikat kembali dan kembali berjalan menuju sebuah pondok untuk beristirahat.

“Biasa saya mulai sekitar pukul 08.00 WIB pagi, dan saat siang hari baru saya berhenti,” ucap Jasman seraya mengambil posisi duduk di sebuah pondok yang tidak jauh dari jembatan irigasi.

Jasman Abdya AcehHaji Jasman berada di atas jembatan melihat rumputan liar yang tumbuh di bagian irigari Desa Baharu, Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis, 25 Juni 2020. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Sampai tikar, kulkas bekas dan berbagai sampah lain masih saja dibuang ke irigasi ini.

Kulitnya yang mulai keriput termakan usia ternyata tidak menghentikannya untuk terus berbuat kebaikan, semangatnya begitu mendidih. Gerakannya masih sangat gesit, hingga tumpukan sampah yang memenuhi beberapa bagian irigasi mampu dibersihkan agar tidak membuat irigasi semakin dangkal dan berbau. “Hati saya bergetar, saya tidak nyaman melihat sampah-sampah seperti ini,” ungkap Jasman.

Begitu kuat komitmen Jasman memelihara lingkungan dan sehat. Sikap tanpa pamrih ini ternyata sudah dilakukannya bertahun-tahun lamannya, setiap ada kesempatan dengan penuh semangat irigasi ini dibersihkannya. Resiko yang timbul dari kegiatan itu tidak membuatnya surut untuk terus beramal semasa masih diberi umur panjang dan diberi kesehatan.

“Kalau resiko jangan dibilang lagi, saya pernah gatal-gatal di tangan ini, itu biasa tinggal berobat dan Allah memberikan kesembuhan,” ungkap Jasman seraya mengusap keringat.

Jasman mengaku keuarganya tidak mempermasalahkan kegiatannya itu, terlebih apa yang dilakukannya bukanlah hal yang sia-sia, namun merupakan kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang termasuk dirinya dan keluarga, sebab itu Jasman setiap melakukan kegiatan tidak ada beban apapun dipikirannya. “Apa yang saya takuti, Allah melindungi saya,” kata Jasman.

Jasman Abdya AcehHaji Jasman saat melepas tali di perahu untuk memulai kegiatan sosialnya membersihkan sampah buangan masyarakat di irigasi Desa Baharu, Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis, 25 Juni 2020. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Pernah dalam suatu hari, ia menghabiskan waktu sampai berjam-jam membersihkan sampah di aliran irigasi yang mengaliri beberapa desa di Kecamatan Susoh walaupun keesokan harinya sampah-sampah kembali terlihat bertumpuk karena oknum warga kembali membuangnya. Padahal setiap desa sudah disediakan tempat sampah yang kemudian diambil untuk dibuang oleh petugas, harusnya tidak ada lagi oknum warga yang membuangnya ke irigasi.

“Tapi hari ini kita lihat, sampai tikar, kulkas bekas dan berbagai sampah lain masih saja dibuang ke irigasi ini, kita yang berada di dekat muara yang menjadi korbannya,” ungkap Jasman berwajah kesal.

Hukum Sanksi untuk Pelanggar

Jasman berharap masyarakat yang sering membuang sampah di sepanjang aliran irigasi ini sadar akan pentingnya menjaga lingkungan untuk tetap bersih, sebab manfaatnya sangat besar, pun bukan untuknya namun saudaranya yang tinggal di sepanjang irigasi.

Setidaknya kita bantu dengan tidak lagi membuang sampah di irigasi ini.

Selain itu, Jasman juga berharap Pemerintah Abdya mengeluarkan sebuah aturan beserta sanksi tegas, sebagai efek jera bagi oknum masyarakat yang masih nekat membuang sampah sembarangan. “Dengan aturan itu, nanti menjadi peganggan warga untuk menegur jika melihat ada yang masih nekat membuang sampah di irigasi ini,” ujar Jasman.

Suara azan mulai bersautan di Masjid seputaran desa setempat, Jasman meninggalkan pondok tempat berteduh siang itu. Berjalan beberapa ratus meter dari situ Tagar berjumpa dengan seorang pria bernama Syahril warga setempat. Syahril siang itu bercerita banyak tetang Haji Jasman dan sikap tanpa pamrihnya. "Oh ia itu orang tua desa kami, dia sosok yang sangat luar biasa, bekerja tanpa pamrih," kata Syahril mulai bercerita.

Jasman Abdya AcehMeski lelah, Haji Jasman tetap tersenyum sambil berjalan menuju pondok istirahat yang berada tidak jauh dari lokasi irigasi di Desa Baharu, Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis, 25 Juni 2020. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Syahril mengaku kagum dengan sikap Haji Jasman. Panas matahari, hujan dan bau tidak sedap bukan menjadi halangan baginya untuk membersihkan sampah yang tiap hari pula mengalir seperti air irigasi itu setelah dibuang oknum masyarakat yang tidak sadar betapa lelahnya orang tua ini. "Sampai kapan beliau (Haji Jasman) harus terus melakukan pekerjaan ini," sebut Syahril.

Kesadaran Masyarakat

Jikapun tidak mau membersihkan seperti apa yang dilakukan Haji Jasman, Syahril mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah lagi ke irigasi itu, dengan begitu paling tidak sampah tidak lagi memenuhi irigasi. "Setidaknya kita bantu dengan tidak lagi membuang sampah di irigasi ini," tutur Syahril.

Syahril mengaku apa yang dilakukan Haji Jasman bukanlah hal yang baru, sebab membersihkan irigasi sendiri menggunakan robin sudah dilakukan olehnya bertahun-tahun lamannya. Namun tetap saja oknum masyarakat masih saja tega membuang sampah di irigasi ini.

“Semoga masyarakat berhenti membuang sampah ke irigasi ini dan terbuka matanya bahwa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ucap Syahril. []

Baca cerita menarik lainnya:

Berita terkait
Nasib 2 Janda Abdya Aceh Usai Rumah Tertimpa Pohon
Dua janda di Aceh Barat Daya (Abdya) hanya bisa menatap sedih melihat pohon besar tumbang menimpa rumahnya. Mereka pun harus mengungsi.
Penyebab Harga Ikan Lagi Mahal di Abdya Aceh
Hujan lebat yang disertai angin kencang membuat nelayan tidak bisa mencari ikan di Abdya, Aceh.
Harga Emas di Abdya Aceh Naik Rp 150 Ribu
Harga jual emas murni di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh naik sebesar Rp 150.000 per mayam.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.