Jakarta – Jaksa pengadilan di Jepang menjatuhkan tuntutan penjara seumur hidup seorang pria muda pada sidang yang berlangsung di Tokyo, Rabu 18 Desember 2019. Pria itu dinyatakan bersalah melakukan penyerangan yang membabi buta di sebuah kereta cepat Shinkansen.
Kronologi peristiwa yang terjadi pada tahun 2018 lalu, pria bernama Ichiro Kojima berusia 23 tahun dalam perjalanan dari Tokyo. Saat kereta peluru (bullet train) berkecepatan super itu melaju, tanpa diduga ia menyerang orang-orang yang berada di dekatnya. Akibatnya, seorang yang bernama Kotaro Umeda tewas dan dua wanita mengalami luka tusuk.
Jaksa dalam pembacaan tuntutannya menyebutkan bahwa Kojima telah melakukan kejahatan di kereta Shinkansen antara Tokyo dengan Osaka. Kojima mengaku frustasi dan tanpa ada niat melakukan penyerangan. Menurut beberapa media Jepang, selama persidangan Kojima menyebutkan bahwa menghabiskan hidup di penjara seperti sebuah mimpi baginya.
Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Rabu 18 Desember 2019, serangan yang dilakukan Kojima memicu perbincangan publik di Jepang. Mereka mempertanyakan bagaimana meningkatkan keamanan di kereta super cepat yang terkenal dengan keamanannya. Padahal tahun depan, Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas.
Sejatinya Jepang memiliki hukuman mati. Namun jaksa mempertimbangkan hukuman seumur hidup untuk Kojima karena usianya yang masih muda. Keamanan Shinkansen kini menjadi perdebatan. Pada tahun 2015, ada seorang pria membakar diri di salah satu gerbong. Selain korban, aksi bunuh diri itu juga menewaskan penumpang lain. Setelah peristiwa ini, publik menuntut pemasangan kamera pengawas di setiap gerbong kereta.
Pengguna kereta api menuntut peningkatan keamanan sembari menjaga agar Shinkansen berjalan lancar pada jadwal yang sangat padat dan tanpa mengganggu penumpang di stasiun-staiun yang ramai. Salah satu perusahaan kereta api, Central Japan Railway menempatkan petugas keamanan di semua kereta Shinkansen miliknya.
Adanya usulan inspeksi bagasi sejauh ini ditolak karena dikhawatirkan membuat penumpang merasa tidak nyaman, selain itu juga akan memperlambat keberangkatan. Namun beberapa media di Jepang memberitakan jika saat ini tengah dilakukan penelitian pemindaian bagasi dalam hitungan tertentu. []
(Dimas Wijanarko)
Baca Juga:
Dokter Jepang Tewas Dalam Serangan di Afganistan
Mantan PM Jepang Yasuhiro Nakasone Meninggal Dunia