Presiden Jokowi Tanggapi Soal Banjir Berhari-hari di Kalimantan

Ini terjadi akibat kerusakan daerah tangkapan hujan.
Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, debit air telah turun 10-15 sentimeter pada Jumat, 12 November 2021, sebanyak 12 kecamatan 12 antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian, dan Kelam Permai masih terdampak banjir karena meluapnya air Sungai Kapuas, dan Sungai Melawi. Hingga Sabtu, 13 November 2021 pukul 17.00 WIB, sebanyak 10.381 KK atau 33.221 jiwa masih mengungsi.

Pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan. Laporan BPBD menyebut, sejumlah pos pengungsian maupun dapur umum ini tersebar di 12 kecamatan, khususnya titik-titik yang aman dari genangan air. Sementara itu, jumlah populasi terdampak sebanyak 29.623 keluarga atau 88.148 jiwa.

Banjir di Sintang juga telah menelan sejumlah korban jiwa serta jembatan rusak berat sebanyak 5 unit dan rusak sedang 1 unit. Pemerintah daerah pun telah melakukan perpanjangan status tanggap darurat untuk bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor hingga 16 November 2021.

Sementara itu, di Sekadau, Kalimantan Barat, banjir telah memasuki tiga pekan. Tak kunjung surut, ratusan kepala keluarga yang terdampak banjir ini pun selama itu pula bertahan di lokasi pengungsian di atas pemakaman, hingga Minggu, 14 November 2021.



Ya itu memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun.



Pindah ke Dusun Entabuk, Desa Entabuk, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Di lokasi ini, warga yang mengungsi ke lokasi pemakaman jumlahnya lebih banyak. Di sepanjang sungai Kapuas yang melintasi Desa Entabuk, seluruh rumah warga sudah terendam banjir. Beberapa diantaranya hanya terlihat atapnya, dinding dan fondasinya tenggelam oleh banjir.

Soal banjir di Kalimantan. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut banjir di Kalimantan terjadi akibat kerusakan daerah tangkapan hujan.

"Ya itu memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun," kata Jokowi usai meresmikan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Selasa , 16 November 2021.

Jokowi memastikan akan memperbaiki kerusakan daerah tangkapan hujan tersebut. Mulai tahun depan, , persemaian atau nursery akan dilakukan. Sebagai informasi, nursery atau persemaian adalah tempat atau area untuk kegiatan memproses benih menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Persemaian ini bertujuan mengurangi kematian tanaman akibat belum siap dengan kondisi lahan.

"Ya itu yang harus kita hentikan. Karena memang masalah utamanya ada di situ. Kapuas meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak. Itu yang nanti kita perbaiki. Nanti akan mulai mungkin tahun depan kita bangun nursery, persemaian, sehingga ada penghijauan kembali di daerah-daerah hulu, di daerah-daerah tangkapan hujan, di catchment area. Kita perbaiki. Karena memang kerusakannya ada di situ. Dan kedua memang ada hujan yang lebih ekstrem dari biasanya" kata Jokowi. []

(Oswella Martha)


Baca Juga

Berita terkait
Penyebab Banjir, Jenis dan Cara Pencegahan
Indonesia menempati posisi keenam negara dengan 80 persen dari total populasi terdampak banjir setiap tahunnya.
Jangan Panik! Ini 5 Tips Mengatasi Mobil Terendam Banjir
Curah hujan di Indonesia mulai meningkat serta sudah mulai bermunculan banjir di beberapa wilayah Indonesia. Nah, ini tips atasi mobil terendam.
Kota Batu di Jawa Timur Diterjang Banjir Bandang
Dampak kerusakan hutan dan hilangnya kawasan resapan, salah satu fokus COP26 di Inggris mengakhiri deforestasi
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.