Penyebab Banjir, Jenis dan Cara Pencegahan

Indonesia menempati posisi keenam negara dengan 80 persen dari total populasi terdampak banjir setiap tahunnya.
Ilustrasi (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Banjir terjadi ketika luapan air menenggelamkan tanah atau daratan lain yang biasanya kering. Selain akrena kondisi alam, bencana banjir juga dapat terjadi karena ulah manusia. Selain sering terjadi di kota-kota besar dengan permukaan tanah yang lebih rendah dibandingkan permukaan laut dan minim resapan air, banjir juga bisa menerjang daerah pemukiman penduduk dan tak sedikit menelan korban jiwa.

Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia menempati posisi keenam negara dengan 80 persen dari total populasi terdampak banjir setiap tahunnya. Situs ini menampilkan data 15 negara paling rentan dan semuanya adalah negara paling tidak berkembang atau berkembang.


Jenis-jenis banjir

Dilansir dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, berikut jenis banjir yang sering terjadi di Indonesia

1. Banjir bandang

Banjir bandang adalah banjir yang paling berbahaya. Banjir jenis ini akan mengangkut air, lumpur, bebatuan, dan apapun yang ada di sekitar alirannya. Banjir bandang juga kerap menimbulkan kerusakan cukup parah. Banjir jenis ini biasa terjadi akibat hutan gundul. Daerah yang rawan terkena banjir bandang adalah daerah pegunungan.

2. Banjir air

Banjir air merupakan banjir yang terjadi akibat luapan air sungai, danau, atau selokan. Banjir air adalah jenis banjir yang sering terjadi saat hujan deras dalam waktu yang lama.

3. Banjir lumpur

Banjir lumpur adalah banjir yang keluar dari perut bumi dan menggenangi wilayah daratan. Lumpur yang dihasilkan mengandung gas yang berbahaya. Banjir jenis ini memiliki sedikit kemiripan dengan banjir bandang perihal material yang dikeluarkan.

4. Banjir rob

Banjir rob atau banjir laut air pasang adalah jenis banjir yang biasa terjadi di kawasan pemukiman wilayah pesisir pantai. Air laut pasang dapat meluap menggenangi wilayah daratan. Di Jakarta, banjir rob biasa melanda kota Muara Baru.

5. Banjir cileunang

Banjir Cileunang adalah sebutan untuk banjir yang terjadi akibat derasnya hujan yang menghasilkan debit air yang melimpah dan tidak terbendung. Banjir ini menyebabkan luapan air yang sedikit mirip dengan banjir air.


Penyebab banjir

Banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam maupun ulah manusia. Banjir yang disebabkan oleh kondisi alam berupa curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir yang disebabkan oleh ulah manusia berupa penebangan pohon tanpa melakukan reboisasi, tapi bisa juga diperngaruhi oleh faktor-faktor lain

1. Curah hujan tinggi

Curah hujan yang tinggi mengakibatkan naiknya volume air di wilayah daratan. Intensitas hujan yang relatif tinggi ini dapat menyebabkan daerah aliran air, seperti sungai, tidak lagi mampu menahan air yang ada. Alhasil, air sungai akan meluap dan menggenangi wilayah daratan yang biasanya kering.

2. Minimnya daerah resapan air

Daerah resapan air berfungsi sebagai jalur resapan air hujan ke dalam tanah. Wilayah yang minim daerah resapan air, khususnya di kota-kota besar rawan terjadi banjir. Saat ini, daerah serap banyak tertutup aspal dan beton.

3. Adanya penyumbatan akibat buang sampah sembarangan

Penyebab banjir lainnya diakibatkan oleh penyumbatan aliran sungai atau selokan. Penyumbatan dapat terjadi akibat kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di sungai. Penumpukan sampah itulah yang menjadi penyebab banjir.

4. Penebangan pohon

Penebangan pohon secara liar dapat menyebabkan hutan menjadi gundul dan berkurangnya pohon sebagai penyerapan air. Jenis banjir yang disebabkan oleh penebangan pohon adalah banjir bandang.

5. Penurunan luasan hutan

Penurunan luasan hutan juga menjadi penyebab terjadinya banjir. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terhadap penyebab banjir di Kota Batu Malang, Jawa Timur, baru-baru ini, penurunan luas hutan akibat alih fungsi lahan menyebabkan lingkungan di wilayah hulu semakin rendah. Hal ini menyebabkan tingginya limpahan air hujan tidak dapat diserap ke dalam tanah.


Dilansir dari situs BNPB, banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis dan dinamis. Kondisi alam statis seperti geografis, topografis, dan geometri alur sungai. Sedangkan peristiwa alam dinamis seperti tingginya curah hujan, pembendungan dari laut/pasang pada sungai induk, pendangkalan akibat sedimentasi, serta aktivitas manusia.


Cara pencegahan banjir

Dikutip dari Buku Edukasi Bencana Banjir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko banjir:

1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan.

2. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta di daerah banjir.

3. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.

4. Melakukan program penghijauan di daerah hulu sungai secara rutin.

5. Membudayakan membuang sampah pada tempatnya.

6. Membudayakan kerja bakti membersihkan saluran air.

7. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir. []


Baca Juga

Berita terkait
Banjir di Kalimantan Barat Dampak Alih Fungsi Lahan Kawasan Hutan
Banjir di Kalimantan Barat, air setinggi leher, lebih 35.000 rumah tergenang, hutan tidak mampu lagi menjamin keselamatan manusia
DPBD DKI Jakarta Ungkat 8 RT di Jaksel Terendam Banjir
BPBD DKI Jakarta mengungkapkan bahwa terdapat delapan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Selatan terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi.
Kota Batu di Jawa Timur Diterjang Banjir Bandang
Dampak kerusakan hutan dan hilangnya kawasan resapan, salah satu fokus COP26 di Inggris mengakhiri deforestasi
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.