Presiden Jokowi Resmikan Jembatan Youtefa Papua

Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan meresmikan Jembatan Merah Putih Youtefa yang berlokasi di Kota Jayapura, Papua, Senin 28 Oktober 2019, siang.
Jembatan Merah Putih Youtefa yang berada di Kota Jayapura dari pandagan atas. Jembatan ini menjadi ikon baru bagi kemajuan ekonomi Papua. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jayapura - Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Jembatan Merah Putih Youtefa yang berlokasi di Kota Jayapura, Papua, Senin 28 Oktober 2019, siang. Jembatan ini menghubungkan wilayah Hamadi di Distrik Jayapura Selatan dengan Distrik Muara Tami.

Agenda utama presiden ke Jayapura kali ini yaitu meresmikan jembatan yang menjadi ikon baru bagi masyarakat Papua. Selain itu, Jokowi akan meninjau lokasi pembangunan istana kepresidenan melalui teropong yang dipasang di tengah jembatan.

Hal ini menyikapi permintaan Abisai Rollo dalam pertemuan bersama puluhan tokoh masyarakat Papua dan Papua Barat yang diundang presiden ke Istana Negara di Jakarta, pada September 2019 lalu.

“Agenda utama Bapak Presiden adalah peresmian jembatan Holtekamp Merah Putih Youtefa,” kata Wakapendam XVII/Cenderawasih, Dax Sianturi dalam keterangan pers yang diterima Tagar di Jayapura, Senin pagi.

Menurut Dax, peresmian jembatan tersebut dijadwalkan pada pukul 14.30 WIT. Namun kegiatan sewaktu-waktu dapat berubah dengan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan.

Agenda utama Bapak Presiden adalah peresmian jembatan Holtekamp Merah Putih Youtefa.

Pengamanan rombongan presiden kali ini dilakukan ketat dan melekat, sesuai prosedur pengamanan tetap kepresidenan. Hal ini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti yang dialami mantan Menkopolhukam Wiranto dalam kunjungan kerjanya di Banten, 10 Oktober 2019 lalu.

Bahkan wartawan ditempatkan pada tiga titik untuk meliput, yakni pos A di dekat pintu masuk lokasi peresmian, pos B berada di dekat podium penekanan tombol peresmian, dan pos B1 lokasi doorstop (wawancara cegat).

Wartawan yang diperkenankan masuk ke lokasi peresmian hanyalah yang menggunakan ID card yang dikeluarkan oleh Pendam XVII/Cenderawasih selaku Subsatgas Penerangan Pengamanan Presiden.

Total lebih dari Rp 1,8 Triliun, untuk membangun jembatan sepanjang 732 meter dan jalan 10 kilometer.

“Letak titik A dengan titik B dan B1 terpisahkan oleh dua tenda undangan. Sehingga awak media yang berada di titik A tidak diperkenankan melintasi tenda menuju titik B dan B1. Demikian pula sebaliknya,” terang Wakapendam Sianturi seraya mengharapkan awak media mengikuti arahan pihaknya.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura, Osman Marbun mengatakan pembangunan Jembatan Merah telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,8 Triliun. Dana ini diperuntukkan untuk pembangunan jembatan sepanjang 732 meter dan 10 kilometer jalan penghubung.

“Total lebih dari Rp 1,8 triliun, untuk membangun jembatan sepanjang 732 meter dan jalan 10 kilometer,” kata Osman saat ditemui di sela-sela peninjauan Jembatan Merah oleh Mendagri Tito Karnavian, pada Sabtu 26 Oktober 2019 lalu.

Osman menambahkan, berdasarkan kesepakatan bersama dalam rapat antara pemerintah kota dan Pemerintah Papua, penyelesaian lahan akan dilakukan usai peresmian jembatan oleh Presiden Jokowi.

“Pembebasan lahan yang belum terbayarkan untuk Kota Jayapura sebesar Rp 8 miliar, sedangkan Pemprov Papua sebesar Rp 5 miliar,” kata Osman. []

Baca juga:

Berita terkait
Pengusaha Papua Diminta Dukung Perpres Infrastruktur
Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo akan mengumpulkan pengusaha asli Papua untuk mendukung Perpres Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Kunjungi Papua, Jokowi Menari di Pegunungan Arfak
Presiden Jokowi menari ketika kunjungan kerja ke Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Turut juga menghiasi lehernya noken.
Korban Penembakan KSB Papua Tiba di Jeneponto
Korban penembakan kelompok sipil bersenjata di Papua, tiba di kampung halamannya, Jeneponto.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi