Tito Berharap Jembatan Holtekamp Dorong Ekonomi Papua

Jembatan Holtekamp membentang 732 meter di atas perairan Teluk Youtefa.
Mendagri Tito Karnavian didampingi Gubernur Lukas Enembe saat meninjau Jembatan Youtefa, di Kota Jayapura, Sabtu 26 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berharap keberadaan Jembatan Merah Youtefa atau biasa dikenal Jembatan Holtekamp, di Kota Jayapura, nantinya dapat mendorong perekonomian masyarakat Papua.

Jembatan ini menghubungkan wilayah Hamadi di Distrik Jayapura Selatan dengan Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

Hal itu dikatakan Tito saat meninjau jembatan tersebut, Sabtu 26 Oktober 2019. Tito ke sana untuk mempersiapkan berbagai hal terkait peresmian jembatan itu oleh Presiden Jokowi yang dijadwalkan pada Senin 28 Oktober 2019.

"Kemudian ini (Jembatan Holtekamp) diharapkan menjadi pendukung ekonomi masyarakat, karena ini memotong jalur dari Hamadi, mudah-mudahan nanti mempercepat sarana itu," kata Tito usai meninjau jembatan itu.

Jembatan Holtekamp membentang 732 meter di atas perairan Teluk Youtefa. 

Sama halnya dengan yang diharapkan Presiden Jokowi, jembatan ini nantinya akan menjadi ikon baru Papua.

"Jembatan ini luas, mudah-mudahan menjadi kebanggaan masyarakat Papua," ujarnya.

Tak hanya itu, Jembatan Holtekamp mempercepat waktu tempuh dari Jayapura ke Muara Tami dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw. 

Bahkan, jembatan itu pun telah menjadi salah satu penanda kemajuan pembangunan di Papua.

Mudah-mudahan kehadiran beliau (Jokowi) di Tanah Papua akan memberikan warna lain

Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura, Osman Marbun mengatakan, pembangunan Jembatan Merah telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun. 

Dana ini diperuntukkan bagi pembangunan jembatan sepanjang 732 meter dan 10 kilometer jalan penghubung.

"Total lebih dari Rp 1,8 triliun, karena untuk membangun jembatan sepanjang 732 meter dan jalan juga 10 kilometer," terang Osman saat ditemui di sela-sela peninjauan Jembatan Merah bersama Mendagri Tito Karnavian.

Dia menambahkan, berdasarkan kesepakatan bersama dalam rapat antara Pemerintah Kota Jayapura dan Pemerintah Provinsi Papua, penyelesaian lahan akan diselesaikan usai peresmian jembatan oleh Presiden Jokowi.

"Pembebasan lahan yang belum terbayarkan untuk Kota Jayapura sebesar Rp 8 miliar, sedangkan Pemprov Papua sebesar Rp 5 miliar," kata Osman.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal menyatakan, situasi keamanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya maupun Jayapura kondusif menjelang kunjungan Presiden Jokowi pada Senin 28 Oktober 2019.

"Wamena, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura dalam kondisi kondusif. Mudah-mudahan kehadiran beliau (Jokowi) di Tanah Papua akan memberikan warna lain dalam arti kata untuk segera memulihkan masyarakat yang ada di Wamena," katanya.

Kamal menegaskan pihak kepolisian telah meningkatkan patroli dan razia di tiga daerah yang menjadi tujuan kunjungan Presiden Jokowi di Papua. 

Ketiga daerah dimaksud, Wamena-Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

"Jelang kunjungan beliau (Jokowi), kegiatan kepolisian baik razia dan patroli kita tingkatkan. Ini juga untuk menyakinkan aparat kepolisian akan memberikan perlindugan kepada masyarakat di Wamena maupun Jayapura," tegasnya. []

Berita terkait
Menteri Tito Karnavian Segera Sisir Dana Otsus Papua
Tito Karnavian akan mengutus tim untuk menyisir kucuran anggaran pemerintah di Papua, termasuk dana otonomi khusus.
Jayapura akan Miliki Jembatan Canggih Bernama Holtekamp
Kementerian PUPR terus mendorong penyelesaian pembangunan Jembatan Holtekamp di Kota Jayapura.
Jokowi: Jembatan Holtekamp Dipastikan Akan Menumbuhkan Titik Ekonomi Baru di Jayapura
Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan jembatan Holtekamp di Jayapura, Papua, yang diperkirakan akan selesai pada akhir 2018 diharapkan mampu memicu perekonomian di kawasan setempat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.