TAGAR.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Rabu (4/10-2023), mengumumkan putaran baru program federal untuk mengampuni utang biaya kuliah para mahasiswa di AS. Pengampunan itu diberikan untuk mengatasi masalah “utang yang tak dapat ditagihkan” (unsustainable debt) yang dihadapi peminjam – dengan jumlah yang semakin menumpuk – untuk menyelesaikan pendidikan tinggi mereka.
Pengumuman itu disampaikan ketika para peminjam bersiap untuk memulai kembali proses pelunasan setelah jeda selama tiga tahun akibat pandemi COVID-19. Pengumuman itu juga merupakan upaya Biden untuk memenuhi janji kampanyenya yang terdahulu menjelang pencapresannya kembali tahun depan.
Pengampunan yang diberikan presiden dari Partai Demokrat itu akan membantu 125.000 peminjam dengan menghapuskan utang sebesar 9 miliar dolar AS melalui beberapa program yang sudah ada. Secara total, utang 3,6 juta peminjam senilai 127 miliar dolar AS akan dihapuskan sejak Presiden Biden mulai menjabat.
“Kami belum selesai,” ungkap Biden dari Gedung Putih.
Ia berjanji akan meringankan beban utang mahasiswa saat berkampanye menjadi presiden dulu. Ia menerima banyak tekanan untuk memenuhi janji itu, meski rencananya semula ditolak Mahkamah Agung AS dengan mayoritas hakim konservatif.
Biden mengatakan kebijakannya akan “menghapus ribuan dolar utang kuliah jutaan warga Amerika yang akan mengubah hidup mereka.”
Selama ini, Biden mengandalkan berbagai program untuk mengurangi utang mereka, misalnya melalui program SAVE Plan yang diumumkan tahun lalu, yang mengurangi jumlah cicilan sesuai dengan pendapatan peminjam.
“Pemerintahan saya melakukan segala yang kami bisa lakukan untuk mewujudkan pengampunan utang mahasiswa sebanyak dan sesegera mungkin,” kata Biden.
Beberapa upaya Biden di antaranya meningkatkan program yang sudah ada, seperti pengampunan utang layanan masyarakat. (rd/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []