TAGAR.id, Taipei, Taiwan - Taipei mengatakan akan menyelidiki apakah perusahaan Taiwan yang membantu Huawei membangun pabrik semikonduktor itu, melanggar sanksi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap raksasa teknologi China tersebut.
Huawei, perusahaan peralatan telekomunikasi 5G utama, menjadi pusat persaingan yang semakin meningkat antara AS dan China dalam bidang teknologi canggih dalam beberapa tahun terakhir.
AS dan sekutu-sekutunya membatasi aksesnya ke pasar-pasar utama dan teknologi canggih – termasuk memproduksi cip – karena khawatir produk-produknya dapat membuka celah bagi China untuk memata-matai jaringan mereka.
Menteri Urusan Ekonomi Taiwan Wang Mei-hua pada Rabu (4/10-2023) setuju -- saat ditanya oleh anggota parlemen -- untuk melakukan penyelidikan terhadap empat perusahaan teknologi yang berkolaborasi dengan Huawei terkait pabrik cip.
Keempat perusahaan Taiwan tersebut membantu Huawei mengembangkan “jaringan pabrik cip yang tidak terdeteksi radar” di China, Bloomberg melaporkan pada minggu ini.
Bloomberg mengindentifikasi perusahaan-perusahaan tersebut sebagai Topco Scientific Co., L&K Engineering Co., United Integrated Services Co. dan Cica-Huntek Chemical Technology Taiwan.
Taiwan – yang diklaim China sebagai wilayahnya – adalah pusat desain dan produksi semikonduktor, yang merupakan faktor vital dalam perekonomian global modern.
Meskipun tekanan diplomatik dan militer China terhadap Taiwan terus meningkat, industri teknologi Taiwan harus bersikap berhati-hati untuk menghindari kemarahan Beijing dan pelanggaran pengendalian ekspor apa pun.
Wang mengatakan kepada anggota parlemen bahwa keempat perusahaan tersebut membantu Huawei dalam menyediakan “peralatan air limbah dan perlindungan lingkungan” untuk pabriknya, dan bukan membantu dengan menyediakan teknologi sensitif yang dapat berdampak pada keamanan nasional.
Sejak tahun lalu, Washington melakukan pembatasan secara signifikan sebagai upaya memutus akses China terhadap semikonduktor kelas atas dan peralatan pembuat cip, dengan alasan keamanan nasional.
China juga merespons dengan pembatasan serupa, termasuk memberlakukan persyaratan izin untuk mengekspor mineral langka yang penting dalam produksi semikonduktor.
Pada Agustus, Huawei mengumumkan model ponsel yang dilaporkan didukung oleh cip canggih yang diproduksi di China, sehingga menimbulkan pertanyaan di Washington tentang keefektifan pembatasan terhadap perusahaan tersebut.
Di Washington pada Rabu (4/10-2023), Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo menggambarkan laporan bahwa Huawei memproduksi chip canggih sebagai hal yang "sangat meresahkan.” (ah/ft)/AFP/voaindonesia.com. []