Presentase Sembuh Corona dengan Donor Plasma Konvalesen

Mengambil plasma penyintas corona yang sudah sembuh lalu didonorkan pada yang masih terpapar untuk penyembuhan. Berapa presentase keberhasilannya?
Ilustrasi Donor. (Foto: Pixabay)

Sleman - Gerakan nasional donor plasma konvalesen sedang ramai diperbincangkan. Mengamil plasma dari penyintas corona yang sudah sembuh kemudian didonorkan kepada mereka yang masih berjuang melawan penyakit pagebluk ini. Langkah ini dianggap sebagai salah satu upaya menanggulangi penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk di Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan, Sleman Joko Hastaryo mengatakan, plasma konvalesen secara policy, akan sangat membantu penyembuhan pasien Covid-19 yang ber gejala berat. "Seberapa efektif (plasma konvalesen) dan detailnya menjadi ranah klinis,” kata Joko dikonfirmasi. Rabu, 20 Januari 2021.

Baca Juga:

Pakar penyakit dalam dan paru-paru (internist Pulmonologist) FKKMK Universitas Gajah Mada (UGM) Sumardi pun memberikan penjelasan sedikit banyak soal plasma konvalasen. Plasma konvalesen bukan metode pengobatan baru. Sebab sudah digunakan sejak lama untuk mengobati penyakit akibat infeksi. “Misalnya saat pandemi flu di Spanyol pada tahun 1900-an. Pengobatan difteri, flu burung, flu babi, ebola, SARS, MERS,” ucap Sumardi.

Sumardi membeberkan bahwa untuk pengobatan pasien yang terpapar Covid-19, masih uji klinis di beberapa negara, termasuk Indonesia. Keberhasilan terapi ini masih terbatas pada jumlah pasien yang sedikit.

Dari 5 orang pasien, 1 meninggal dunia.

Ia mencontoh di rumah sakit Shenzhen, Cina melakukan terapi plasma konvalesen kepada 5 orang pasien dengan alat bantu pernafasan. Hasilnya hanya satu orang yang sembuh cepat. Sementara 3 orang dalam proses penyembuhan. “Dari 5 orang pasien, 1 meninggal dunia,” ujarnya. 

Seperti diketahui, pengobatan terapi plasma konvalesen pasien Covid-19 menggunakan plasma darah milik pasien yang sudah sembuh dari corona. Nantinya plasma darah yang terdapat antibodi dengan kadar yang cukup, akan ditransfer ke pasien yang masih sakit. "Sekitar 400 milimeter plasma yang diambil. Pemberian plasma darah ini sebanyak dua kali sehari pada pasien yang sakit,” ujar Sumardi.

Baca Juga:

Ia juga menambahkan, pendonor plasma lebih baik dilakukan pada pasien Covid-19 yang sudah sehat dan berjenis kelamin laki-laki. Alasannya karena laki-laki tidak memiliki antigen HLA. "Antigen HLA dapat menimbulkan reaksi atau masalah bagi penerima donor," katanya.

Terapi plasma konvalesen tidak dianjurkan kepada semua pasien positif, hanya untuk pasien dengan gejala berat atau kondisi kritis. "Untuk pasien dengan gejala berat agar membantu mempercepat penyembuhan, bukan untuk pencegahan. Namun, terapi plasma konvalesen ini menjadi alternatif pengobatan hingga ditemukan vaksin,” ucap Sumardi. []

Berita terkait
Tak Semua Penyintas Covid-19 Bisa Donor Plasma, Ini Kriterianya
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19, salah satunya donor plasma konvalensen.
Kata Dirut RSUP Sardjito soal Donor Plasma Penyintas Corona
Pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen, atau gerakan donor plasma dari penyintas corona yang sudah sembuh.
Menko PMK Sampaikan Syarat Donor Plasma Konvalesen
Muhadjir Effendy sampaikan potensi dari donor plasma konvalesen hingga 3 bulan kedepan serta syarat untuk dapat mendonorkan plasma konvalesen.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.