Prancis Terancam Lumpuh oleh Aksi Mogok Massal

Jutaan pekerja di Prancis melakukan aksi mogok massal memprotes aturan soal pensiun. Aksi ini membuat Prancis lumpuh.
Para pekerja di Prancis naik sepeda setelah angkutan umum ikut aksi mogok massal memprotes aturan pensiun. (BBC News|Reuters).

Jakarta – Prancis terancam lumpuh ketika jutaan pekerja melakukan mogok sebagai bentuk protes karena dipaksa pensiun atau menghadapi pensiun. Para pekerja di sektor transportasi, lembaga pendidikan bergabung dengan polisi, pengacara, dan staf rumah sakit serta bandara untuk melakukan unjuk rasa.

Pemogokan nasional itu disetujui oleh serikat pekerja yang tidak puas dengan rencana Presiden Emanuel Macron untuk mereformasi sistem pensiun berbasis universal. Pihak berwenang telah berusaha menerapkan rencana untuk menangani gangguan tersebut.

Pemerintah Prancis menyatakan UU Perburuhan yang baru bertujuan untuk mengurangi pengangguran dan membuat ekonomi negara itu lebih ramah kepada investor. UU baru itu mengatur perusahaan bisa mengatur persyaratan bagi karyawan baru dan tidak terikat dengan kesepakatan industri secara luas.

Berlangsung hingga Natal

Seperti diberitakan dari frence24.com, beberapa pemimpin serikat pekerja telah memperingkatkan mereka akan melanjutkan aksi sampai Macron membatalkan untuk merombak sistem pensiun. Pemerintah berharap menghindari terulangnya kembali pemogokan nasional yang mempersoalkan reformasi pensiun pada tahun 1995. Aksi saat itu telah melumpuhkan sistem transportasi selama tiga minggu dan menarik dukungan rakyat besar-besaran. Jajak pendapat yang dilakukan menyebutkan sekitar 69 responden mendukung aksi mogok dengan dukungan terkuat mereka yang berusia muda dengan rentang usia 18-34 tahun.

Aksi mogok massal yang terjadi pada Kamis ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Prancis dalam beberapa dekade. Banyak yang memperkirakan pemogokan para pekerja ini akan berlangsung hingga Natal. Prancis memang terkenal sebagai negara yang sering terjadi gejolak massal.

Aksi mogok ini telah melumpuhkan kehidupan warga Prancis. Sistem transportasi terpengaruh, banyak jadwal perjalanan kereta api yang dibatalkan. Di Paris, operator kereta commuter memperingkatkan para penumpang bahwa layanan kereta akan terganggu. Mereka menyebutkan bahwa dari 16 jalur kereta commuter hanya lima yang akan beroperasi.

Beberapa layanan regional bahwa tidak akan akan berjalan sama sekali. Layanan internasional seperti Eurostar dan Thalys  terpengaruh, dan Eurostar sudah mengumumkan jadwal pengurangan hingga 10 Desember mendatang. Lumpuhnya sektor transportasi membuat orang banyak yang menggunakan sepeda skuter untuk berkeliling kota.

Menteri Dalam Negeri Prancis Cristophe Castener mengatakan pada malam sebelum terjadinya aksi mogok massal berharap tidak akan terjadi kekerasan. Namun ia menegaskan bahwa aparat akan mengambil tindakan bila terjadi kekerasan. "Kami akan menangkap mereka yang berbuat kerusuhan," katanya kepada Radio New Zealand (RNZ).[]

(Dimas Wijanarko)

Berita terkait
Prancis Tidak Mau Ikut-ikutan AS Blokir Huawei
Prancis tidak ingin bersikap seperti AS yang menyingkirkan Huawei dari bisnis jaringan 5G.
Prancis Ajak Sekutu Uni Eropa Perangi Ansharul Islam
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengajak sekutu-sekutu Uni Eropa bergabung memerangi kelompok islam garis keras Ansharul Islam di Mali.
Gereja Prancis Siap Ganti Rugi Korban Pelecehan Seks
Para uskup di Prancis akan berkumpul untuk membahas pemberian kompensasi atau ganti rugi kepada para korban pelecehan seksual di gereja
0
PBB Serukan Taliban Batalkan Pembatasan Hak Perempuan
Dewan Keamanan (DK) PBB juga terus menekan otoritas Taliban untuk membatalkan pembatasan pada perempuan dan untuk menstabilkan negara