Jakarta - Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengeluarkan seruan kepada sekutu-sekutu Uni Eropa (UE) untuk bergabung dalam memerangi kelompok islam garis keras Ansharul Islam di Sahel Mali Afrika. Seruan ini di tengah kekhawatiran kampanye militer Prancis selama enam tahun ini telah gagal memberantas pemberontakan di Afrika itu.
Berbicara di kantornya di Paris, Parly mengatakan Operasi Barkhane dengan kekuatan 4.500 personel militer menghadapi tantangan yaang sulit di Mali, meskipun ada bantuan dari intelijen, logostik, dan militer Amerika Serikat (AS), Inggris, Spanyol, Estonia dan Denmark. Operasi Barkhane merupakan operasi militer untuk menumpang kelompok garis keras di Sahel, Mali, Afrika sejak 1 Agustus 2014. Pasukan militer Prancis memiliki kekuatan 3.000 personel yang bermarkas di N 'Djamena, ibu kota Chad.
Parly menambahkan, Operasi Barkhane sangat penting untuk keamanan Uni Eropa karena tidak ada tempat bagi organisasi teroris. Negara-negara Uni Eropa harus membantu melatih tentara dan mengirim pasukan khusus untuk membantu Mali memerangi teroris Ansharul Islam.
"Dalam perang ini tidak ada yang jelas. Ini perang asimetris," kata Parly kepada Financial Times dalam wawancara khusus. "Ini adalah perang yang menggabungkan perjuangan melawan terorisme dengan situasi lokal konflik leluhur atau ketegangan antar komunitas," ucap Parly lagi.
Militer Prancis beberapa bulan terakhir gencar menggempur kamp Ansharul Islam dan berhasil menembak mati sejumlah pimpinan serta penyitaan senjata. Namun Prancis juga harus membayar mahal dengan tewasnya beberapa tentaranya selama terjadi bentrokan. Sersan Ronan Pointeau bulan ini menjadi tentara Prancis ke-28 yang tewas sejak mantan Presiden Prancis Francois Hollande memutuskan untuk mengirim pasukan ke Mali pada Januari 2013. Dalam dua insiden bulan ini, 37 orang tewas dalam serangan terhadap bus yang membawa pekerja tambang emas di Burkina Faso.
Parly yang ditunjuk oleh Presiden Emmanuel Macron pada 2017 itu mengatakan,"Eropa harus belajar untuk bertindak, ketika krisis muncul yang secara langsung mengancam kepentingan Eropa." "Kerja sama pertahanan Eropa adalah pekerjaan yang sedang berjalan" katanya lagi.[]
- Baca Juga: Prancis Perpanjang Larangan Pemakaian Simbol Agama
- Bocah Kurdi yang Terluka Diterbangkan ke Prancis