Prabowo Tak Goyah Meski Ditinggalkan PA 212

Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak goyah meski ditinggal PA 212.
Ketua Umum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dinilai tidak akan goyah dalam Pilpres 2024 meski ditinggal Persaudaraan Alumni (PA) 212. (foto: Twitter/@Prabowo).

Jakarta - Direktur Lingkar Madani sekaligus pengamat politik Ray Rangkuti menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tetap diperhitungkan sebagai kandidat calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang, meskipun telah ditinggalkan kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Kita lihat perkembangan berikutnya.

"Prabowo tak tergoyahkan. Sekalipun ditinggalkan PA 212, stabilitas elektoralnya tidak goyah," ujar Ray Rangkuti ketika dihubungi Tagar, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Ray menilai, kelompok PA 212 yang meninggalkan Prabowo hanya mengakibatkan Menteri Pertahanan itu kehilangan sekitar satu atau dua persen suara dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Baca juga: Mau Bintang Empat, Prabowo Harus Klarifikasi Kasus 98

Menurut dia, angka tersebut tidak terlalu signifikan. Terlebih, peta perpolitikan di Indonesia sangat dinamis, dengan masih dimungkinkannya terjadi banyak perubahan ke depan.

"Jelang Pilpres 2024 yang akan datang, ketidaksukaan politik bisa berubah jadi pendukung dan sebaliknya. So, kita lihat perkembangan berikutnya," ucapnya.

Pilpres 2024 memang masih lama. Sehingga, dinamikanya masih bisa berubah jauh. Kata Ray, oposisi yang ada hari ini belum tentu tidak bersua dalam pencalonan pilpres 2024. Sebaliknya, yang berada di dalam kekuasaan belum tentu juga akan bersatu. Jadi, peta politik bisa sewaktu-waktu berubah.

Baca juga: Cerita Prabowo Soal Gerindra yang Sempat Dihina

"Bisa saja mereka akan pisah antara satu dengan lainnya. Golkar dengan partai lain, bisa jadi kekuatan sendiri. Sementara PDI Perjuangan (PDIP) dengan Gerindra, bisa dalam satu barisan dan tidak menutup kemungkinan, partai semisal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atau Partai Demokrat justru merapat ke dalam koalisi PDIP dengan Gerindra," kata Ray.

Dia mengungkapkan, bagi partai politik, kemenangan dan berkuasalah yang menjadi landasan utama. Sementara hal lainnya bisa menjadi pilihan ke sekian. 

Ray menambahkan, jika kalkulasi kemenangan dan pembagian kekuasaannya sama-sama menguntungkan, maka tak menutup kemungkinan berbagai koalisi akan terjadi. []

Berita terkait
MPR Pertanyakan Prabowo Jadi 'Bos' Lumbung Pangan
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mengkoreksi pemerintah soal lumbung pangan atau food estate yang dipercayakan Presiden Jokowi kepada Menhan Prabowo.
Ini Lebih Penting dari Jenderal Kehormatan Prabowo
Khairul Fahmi menilai pemberian jenderal Kehormatan bintang empat kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bukanlah suatu yang penting.
PDIP - Gerindra Harmonis, Sinyal Prabowo - Puan 2024
Pengamat politik menyebut hubungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra harmonis untuk Prabowo-Puan Pilpres 2024.