Politikus PKS Ngos-ngosan Genjot Becak di Malioboro

Sejumlah politikus DPRD Yogyakarta mengayuh becak untuk menyapa masyarakat bawah, mereka ingin merasakan seperti apa beratnya hidup masyarakat.
Anggota Fraksi PKS DPRD DIY menggenjot becak kayuh di Malioboro untuk merasakan langsung berartnya kehidupan wong cilik, Selasa 3 September 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Anggota DPRD Provinsi DIY resmi dilantik Senin 2 September 2019. Sehari kemudian, sejumlah politikus PKS langsung menyapa masyarakat bawah.

Mereka ingin merasakan beratnya hidup masyarakat kecil. Untuk merasakan itu, wakil rakyat ini mengayuh becak ramai-ramai di Jalan Malioboro Yogyakarta, Selasa 3 September 2019.

Awalnya para politikus PKS ini menumpang becak dari ujung utara Jalan Malioboro sampai di depan gedung DPRD DIY. Setelah itu bergantian, wakil rakyat ini yang menggenjot becak dan tukang becak menjadi penumpang.

Hanya beberapa meter mengayuh becak, politikus dari partai peraih suara terbanyak kedua di DIY ini tampak ngos-ngosan. Nafas dan tenaganya terkuras.

"Memang berat menjadi tukang becak kayuh, berat juga kehidupan wong cilik demi menafkahi keluarga," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DIY Imam Taufik.

Dia mengatakan, kegiatan turun ke bawah ini tidak sekedar menyapa masyarakat kecil di Jalan Malioboro Yogyakarta. "Tapi juga ingin merasakan langsung betapa berat kehidupan wong cilik," kata dia.

Wakil rakyat PKS ini juga menyapa pedagang kaki lima dan pengasong di kawasan itu. Turun langsung menyapa masyarakat menjadi tahu betul dan paham persoalan yang dirasakan dan dibutuhkan mereka.

"Kami mendengarkan dan identifikasi persoalan yang dihadapi warga miskin. Kami jadikan bahasan untuk dicari solusi pemecahannya" katanya.

Taufik mengatakan aksi ini sebagai upaya mendekatkan wakil rakyat dengan rakyat yang diwakilinya. "Kami mencari dan menggali masukan dari warga, persoalan apa yang dihadapi," ungkapnya.

Menurut Taufik, dari diskusi dengan wong cilik itu, Fraksi PKS menarik sejumlah kesimpulan. Antara lain, keberadaan masyarakat bawah ini harus dilindungi, dan diberikan ruang.

Selain itu, kata dia, penataan yang dilakukan harus memikirkan nasib mereka. "Jangan sampai mereka terpinggirkan dari kepentingan tertentu saja," ujar dia.

Salah satu tukang becak, Bambang, 50 tahun, mengatakan selama ini jarang ada wakil rakyat yang mau duduk bersama dan mendengar persoalan yang dihadapi tukang becak. "Saya ungkapkan segala unek-unek tukang becak kepada mereka," katanya.

Keluhan yang disampaikan perihal pendapatan tukang becak yang semakin kecil. Di sisi lain, harga-harga kebutuhan pokok terus naik yang membuat semakin tidak terjangkau dibeli.

"Setelah ada angkutan online dan becak motor, pendapatan turun drastis. Sehari dapat Rp 50.000 sampai Rp 100.000," ujar Bambang.

Menurut dia, penghasilan yang minim memang berat untuk menghidupi keluarga. "Harga-harga kebutuhan naik, tapi pendapatan tukang becak malah turun," ujarnya.

Salah satu persoalan mendasar di Provinsi DIY adalah kemiskinan. Angka kemiskikan masih tinggi, persentasenya 12 persen, jauh di bawah rerata nasional yang berada pada kisaran 8 persen. []

Baca juga:

Berita terkait
Pertama Kali, Festival Sastra Digelar di Yogyakarta
Festival Sastra Yogyakarta atau Jogja Literature Festival (Joglitfest) untuk pertama kalinya digelar pada tahun ini.
Ganteng-Cantik Suami Istri Jadi Anggota DPRD Yogyakarta
Suami-Istri di Yogyakarta dilantik jadi anggota DPRD periode 2019-2024. Bukan hanya itu ke duanya juga terlihat ganteng dan cantik bak selebriti.
DPRD Yogyakarta Langsung Gajian Saat Pelantikan
Sebanyak 55 anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta langsung menerima gaji saat resmi dilantik.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.