Polisi Selidiki Kebakaran di Pesisir Selatan Sumbar

Polisi mulai melakukan penyelidikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Tim Gabungan, Selasa 13 Agustus 2018 tengah memadamkan api dengan alat seadanya di lokasi kebakaran lahan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Kepolisian Resor (Polres) Pesisir Selatan Sumatera Barat (Sumbar) mulai menyelidiki penyebab kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda daerah ini sejak 10 Agustus 2019.

Kapolres Pesisir Selatan AKBP Fery Herlambang mengatakan, Satuan Resor Kriminal (Reskrim) dan Intel telah turjun ke lokasi kejadian, guna melakukan penyelidikan berdasar dari keterangan pemilik lahan di sekitar area. 

"Di sana ada Koperasi Bina Tani di Lunang. Mereka berada di sekitar lahan yang terbakar. Kami akan minta keterangannya," kata dia saat diwawancarai Tagar di Painan, Kamis, 15 Juli 2019. 

Dari informasi awal yang ia peroleh, Ferry mendapati penyebab kebakaran terjadi karena dua kemungkinan. Pertama, murni lahan kering. Kedua, karena faktor kesengajaan manusia. 

Ia menegaskan, apabila terdapat unsur kesengajaan karena ulah tangan manusia, maka pihaknya tidak segan untuk menindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 

Menurut dia, persoalan Karhutla saat ini menjadi masalah yang sangat disoroti dalam lingkup Nasional.

"Awalnya hanya 50 Hektar. Kemudian sempat meluas. Namun kini dari laporan yang saya terima, intensitasnya sudah mulai berkurang," kata dia. 

AKBP Fery HerlambangKapolres Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, AKBP Fery Herlambang. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan).

Kebakaran hutan dan lahan di Pesisir Selatan Sumbar hingga saat ini tidak kunjung mereda. Berdasarkan pantauan satelit, sedikitnya terdapat enam titik api. Kebakaran terparah melanda Kecamatan Lunang.

Medan yang rumit masih jadi kendala. Bahkan harus naik boat untuk bisa sampai ke lokasi.

Sedikitnya, 80 hektare lahan gambut di kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) telah ludes dilahap si jago merah. 

Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan Polri hingga kini masih berupaya memadamkan titik api yang terus bermunculan. 

Secara terpisah, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Doni Boy mengatakan, berdasarkan pantauan dari satelit, 2 titik api kembali menyala pada Rabu, 14 Agustus 2019.

Untuk mengantisipasi dampak terburuk, BPBD telah mengerahkan tambahan personel untuk menghentikan api di sana yang terus menjalar.

Menurutnya, pemadaman api sulit dilakukan, karena sarana prasarana di sana sulit diakses. Kemudian, tiupan angin kencang juga mengakibatkan sulitnya melakukan proses pamadaman.

"Personel kami di sana kini 20 orang. Awalnya hanya 10 orang. Medan yang rumit masih jadi kendala. Bahkan harus naik boat untuk bisa sampai ke lokasi," kata dia.[]

Baca juga:


Berita terkait
Kebakaran Lahan Berlanjut, Pemkab Pessel Belum Pastikan Kualitas Udara
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar belum bisa memastikan kualitas udara seiring kebakaran hutan dan lahan yang terus berlanjut
Kebakaran 1.000 Hektare Lahan di Pessel Ulah Manusia
Pembukaan lahan perkebunan di Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, pemicu utama kebakaran hutan dan lahan. Satuan Petugas tidak dibentuk.
Kebakaran Lahan di Pessel Meluas, Pemadaman Butuh Heli
Tim Gabungan BPBD, TNI dan Polri membutuhkan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban