Pesisir Selatan - Tim Gabungan BPBD, TNI dan Polri membutuhkan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
Kepala BPBD Pessel Herman Budiarto mengatakan, pihaknya bakal berkoordinasi dengan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0311 Pessel, guna melakukan pemadaman, melihat kebakaran makin meluas.
"Kini yang terbakar mencapai 70-80 hektare, dari sekitar 200 hektare luas lahan yang ada," ungkapnya, Selasa 13 Agustus 2019.
Kebakaran lahan perkebunan kelapa sawit masyarakat kembali terjadi pada Jumat 13 Agustus 2019. Namun, pemadaman sampai kini belum membuahkan hasil.
Medan yang sulit berdampak buruk pada kerja tim. Kenderaan roda empat tidak dapat mengakses titik kebakaran. Parahnya lagi, lokasi kejadian sangat jauh dari sumber air.
Akibatnya, pemadaman hanya dengan menggunakan pompa air. Sementara, titik api di lokasi kebakaran tersebar. "Jadi, tim sulit menjangkaunya," terang Herman.
Jadi, secara keseluruhan hampir mendekati 1.000 hektare dalam rentang waktu dua tahun terakhir
Sebelumnya, Kodim 0311 mendeteksi adanya kebakaran lahan di Kecamatan Silaut. Api berasal dari kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) yang mayoritasnya lahan gambut.
Pemicu kebakaran karena pembukaan lahan perkebunan. Peristiwa tersebut menambah panjang daftar kebakaran lahan di kabupaten paling Selatan Pesisir Barat Pantai Sumatera Itu.
Sejak Januari 2019, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Pessel mencatat dua kali kebakaran lahan. Sebelumnya di Kecamatan Inderapura, seluas 13 hektare.
Kebakaran cukup parah terjadi pada akhir tahun lalu, dengan luasan mencapai 900 hektare. Lokasi kejadian terdapat di Kecamatan Basa IV Balai Tapan.
"Jadi, secara keseluruhan hampir mendekati 1.000 hektare dalam rentang waktu dua tahun terakhir," tutur Kasi Perlindungan KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat KPHP, Andre Gomes.
Dari pemetaan KPHP, lima kecamatan di Pessel rawan kebakaran hutan dan lahan, antara lain, Lunang, Silaut, dan Air Pura, Inderapura, Basa IV Balai Tapan dan Ranah IV Hulu Tapan. []