Polisi London: Pelaku Pernah Dihukum Kasus Terorisme

Polisi Inggris mengatakan pelaku pernah dihukum karena pelanggaran terorisme dan dibebaskan dari penjara tahun lalu.
Polisi menjaga pintu masuk ke Southwark Bridge setelah insiden dekat London Bridge di London, Sabtu malam 3 Juni 2017. (Foto: Antara/Reuters)

Jakarta - Kepolisian Inggris menjelaskan pelaku penyerangan penikaman di dekat London Bridge yang menewaskan dua orang, Jumat, 29 November 2019, bernama Usman Khan (28). Polisi menyebut serangan ini sebagai bentuk tindakan terorisme.

Polisi Inggris mengatakan pelaku pernah dihukum karena pelanggaran terorisme dan dibebaskan dari penjara tahun lalu.

"Orang ini diketahui oleh pihak berwenang, telah dihukum pada 2012 karena pelanggaran terorisme," kata perwira polisi kontra-terorisme Inggris, Neil Basu, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Antara, Sabtu, 30 November 2019.

"Dia dibebaskan dari penjara pada Desember 2018 dengan izin dan jelas, garis utama penyelidikan sekarang adalah untuk menetapkan bagaimana dia datang untuk melakukan serangan ini," kata Basu.

Seseorang yang dilepaskan dengan lisensi tunduk pada persyaratan selama masa hukumannya setelah meninggalkan penjara. Surat kabar The Times melaporkan bahwa Khan telah setuju untuk mengenakan label elektronik.

Penyerang mengamuk tepat sebelum jam 2 malam, menargetkan orang-orang di Fishmongers 'Hall dekat London Bridge di jantung distrik keuangan kota, tempat serangan mematikan oleh militan Islam dua tahun lalu.

Selain pria dan wanita yang terbunuh, seorang pria dan dua wanita terluka dan dirawat di rumah sakit, kata Basu.

Persis sebelum tersiar kabar tentang hukuman sebelumnya dari tersangka, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang akan mengikuti pemilihan ulang pada 12 Desember, mengatakan para penjahat harus dibuat untuk menjalani hukuman mereka.

"Adalah kesalahan untuk membiarkan penjahat yang serius dan kejam keluar dari penjara lebih awal, dan sangat penting bahwa kita keluar dari kebiasaan itu dan bahwa kita menegakkan hukuman yang sesuai untuk penjahat berbahaya, terutama untuk teroris," katanya.

Johnson mengungguli pemimpin oposisi Jeremy Corbyn, menurut jajak pendapat.

Selama kampanye pemilihan 2017, London Bridge adalah tempat serangan ketika tiga gerilyawan yang mengendarai sebuah van terhadap pejalan kaki dan kemudian menyerang orang-orang di daerah sekitarnya, menewaskan delapan orang dan melukai setidaknya 48 orang. 

Serangan itu memusatkan perhatian pada pemotongan kebijakan sejak pemerintah memerintah. Konservatif mengambil alih kekuasaan pada tahun 2010.

"Kami berutang budi yang besar kepada polisi dan layanan darurat kami, dan anggota masyarakat yang berani yang membahayakan diri mereka sendiri untuk melindungi orang lain," kata Corbyn, Jumat malam. []

Berita terkait
Amerika Serikat Kecam Serangan di London
Pihak Gedung Putih mengatakan mendukung penuh sekutunya Inggris dalam menumpas kejahatan terorisme.
Pelaku Terduga Teroris Ditembak Mati di London
Pria yang memakai rompi bunuh diri palsu yang menikam dua warga hingga tewas ditembak mati kepolisian kota London.
Uber Tak Bisa Beroperasi Lagi di London
Transport for London (TfL) tidak lagi memberikan lisensi kepada Uber Technologies Inc untuk beroperasi di London.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.