Jakarta - Kepolisian resmi menghentikan penyelidikan dugaan kebocoran data pengguna pada aplikasi electronic health alert card (EHAC) lantaran tak ditemukan kebocoran tersebut.
Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemkes) Anas Maruf dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 September 2021. Anas menegaskan, data masyarakat yang ada dalam sistem EHAC tidak bocor dan dalam perlindungan.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, data pengguna EHAC tetap aman dan saat ini sudah terintegrasi dalam aplikasi PeduliLindungi," katanya.
Sebelumnya, informasi adanya kebocoran data EHAC dilaporkan oleh VPN Mentor. Laporan tersebut telah diverifikasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan diterima oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 23 Agustus 2021.
Kemudian Kementerian Kesehatan melakukan penelusuran dan langsung melakukan tindakan perbaikan-perbaikan pada sistem EHAC.
Masyarakat tidak perlu khawatir, data pengguna EHAC tetap aman dan saat ini sudah terintegrasi dalam aplikasi PeduliLindungi.
Sebagai bagian dari mitigasi risiko keamanan siber, maka Kemkes telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), BSSN serta Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk melakukan proses investigasi guna menelusuri dan memastikan bahwa tidak ada kerentanan lain yang bisa digunakan untuk mengeksploitasi sistem EHAC PeduliLindungi.
“Masyarakat diimbau untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Platform PeduliLindungi ini tersimpan di pusat data nasional dan sudah dilakukan oleh BSSN yaitu IT Security Assessment,” ujarnya. []
Baca Juga:
- Jawa Barat Jadi Pilot Project Keamanan Data Komputer
- Keamanan Data Sistem E-Voting Pillurah Sleman Lebih Terjamin
- Kemensos Tetapkan Data Perbulan, Akselerasi dan Akurasi Data
- Kominfo Gandeng BSSN Usut Kebocoran Data Aplikasi eHAC