Makassar - Puluhan orang tua (ortu) siswa yang anaknya yang tidak tertampung pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tahun 2020 tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) menggelar demo di depan rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) , Rabu, 12 Agustus 2020.
Unjuk rasa tersebut juga diikuti para siswa. Sambil mengenakan seragam sekolah mereka mendesak Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mencopot Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik), yang juga Ketua PPDB Sulsel, karena dinilai tidak becus menggelar PPDB tahun ini secara baik.
Aksi protes dilakukan untuk menyikapi carut-marutnya proses PPDB Sulsel. Sistem sering error, sangat merugikan dan merepotkan calon siswa mengakses pendaftaran online. Para orang tua dan siswa akhirnya diterima Gubenur Nurdin Abdullah.
Hampir semua kepala sekolah telah memasukkan nama-nama calon siswa siluman di 29 sekolah.
Ketua Forum Orang Tua Murid, Herman Hafid Nassa mengatakan banyak calon siswa yang telah mendaftar secara online, tetapi hasilnya tidak disampaikan.
"Hampir semua kepala sekolah telah memasukkan nama-nama calon siswa siluman di 29 sekolah," kata Herman Hafid usai pertemuan.
Baca juga:
- Warga Tasikmalaya Panjat Genting untuk PPDB Online
- Hasil PPDB, 4.825 Kursi SMA SMK di Jateng Kosong
- Gubernur Banten Bakal Bunuh Calo PPDB Nakal
Sementara Nurdin Abdullah menyatakan mengakomodir keinginan para orang tua murid. Calon siswa akan dimasukkan ke sekolah-sekolah yang sudah mereka daftar agar segera bisa ikut proses belajar mengajar yang telah berjalan.
Respons dari gubernur ternyata belum memuaskan kalangan orang tua yang hadir. Herman Hafid menyatakan kebijakan Nurdin Abdullah hanya mengakomodir sebagian calon siswa saja, khususnya mereka yang hadir di rumah jabatan gubernur.
"Pertemuan tadi saya kurang puas, karena anak-anak yang sempat hadir hari ini saja yang mau diakomodir," ujarnya. []