Polemik Formula E Berpengaruh Negatif pada Anies, Petrus Selestinus: Koalisi Perubahan Masih Setengah Hati?

Keterbelahan dukungan itu juga terungkap sebagaimana dalam hasil survei yang dirilis oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
Petrus Selestinus. (Foto: Dok. Istimewa)

TAGAR.id, Jakarta - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Selestinus sekaligus praktisi hukum, Petrus Selestinus, menilai keterbelahan masyarakat dalam memberikan dukungan di Pilpres 2024, tidak bisa dilepaskan dari proses hukum yang sedang berjalan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Apalagi sejak awal sikap KPK dipengaruhi oleh kondisi keterbelahan masyarakat dalam melihat polemik Formula E," ujar Petrus dalam keterangannya pada Kamis, 4 Mei 2023.

Petrus menjelaskan, keterbelahan masyarakat ikut berdampak pada lahirnya keterbelahan sikap di KPK yang akhirnya tak terhindarkan, terutama dalam tarik menarik menentukan status dan tahap pemeriksaan apakah sudah saatnya dinaikan ke tahap penyidikan atau tidak.

"Artinya kondisi keterbelahan dukungan pemilih akibat dugaan korupsi Formula E, sudah ikut mempengaruhi sikap KPK dalam menentukan tahap penyidikan," katanya.

Ditegaskan Petrus, pada sisi lain, keterbelahan dukungan itu juga terungkap sebagaimana dalam hasil survei yang dirilis oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

"Penggeseran beberapa jabatan strategis di antara pejabat-pejabat di internal KPK, akan membuat banyak pihak beropini bahwa proses penyelidikan kasus dugaan korupsi Formula E, bakal jadi batu sandungan," tegasnya.

"Implikasinya adalah, Koalisi Partai Politik atau Koalisi Perubahan akan bubar dan berbalik arah mencari teman baru pada Koalisi Partai Politik pendukung Ganjar Pranowo dan/atau Prabowo Subianto atau mencari bacapres baru" sambungnya.

Menurut Petrus, Koalisi Perubahan hingga saat ini juga belum menyatakan secara terbuka untuk mendorong KPK agar memastikan apakah dalam proyek Formula E ada korupsi atau tidak.

"Nampak jelas Koalisi Perubahan setengah hati karena mereka tidak pernah secara terbuka memberikan dukungan kepada KPK untuk mempercepat proses penyelidikan dan penyidikan sebagai syarat dukungan serius," ungkapnya.

Diketahui, polemik Formula E memiliki dampak elektoral yang penting. Kasus ini memiliki dampak elektoral yang negatif pada Anies, namun positif pada Ganjar.

Demikian temuan studi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang disampaikan pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani, dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Isu Korupsi Formula E dan Pilpres 2024” di kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 27 April 2023.

Saiful menjelaskan bahwa isu mengenai dugaan korupsi di Formula E sudah muncul sejak awal penyelenggaraan. Isu itu terus bergulir sampai sekarang.

Di KPK sendiri, isu korupsi ini bahkan dikaitkan dengan penggeseran jabatan di antara pejabat-pejabat penting di lembaga anti-rasuah tersebut.

Sebagian orang beropini bahwa hal ini terkait dengan agenda politik. Ada yang mengaitkan isu korupsi Formula E ini dengan pilpres. Namun ada juga yang berpandangan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan politik, tapi murni persoalan hukum.[]

Berita terkait
Fahri Hamzah Berharap Pilpres 2024 Diikuti Prabowo, Ganjar dan Anies
Politikus Fahri Hamzah berharap tiga nama calon presiden (Capres) yang muncul, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Momen Anies Unggah Foto Baca Buku 'Principles for Navigating Big Debt Crisis'
Bakal calon presiden Anies Baswedan membagikan momen terbarunya melalui akun Instagramnya.
PAN-Gerindra Bertemu, Demokrat: Bentuk Koalisi Lebih Bermartabat Daripada Menjegal Anies Baswedan
Partai Demokrat selaku bagian Koalisi Perubahan menghormati upaya untuk membuat kontestasi Pilpres 2024 menjadi lebih kompetitif.