Polda Sumut: Teroris yang Ditangkap Jaringan JAD

Unjuk rasa ribuan mahasiswa di gedung DPRD Sumatera Utara polisi mengamankan 55 orang.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Tatan Dirsan Atmaja. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Pasca aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa 24 September 2019, polisi mengamankan 55 orang.

Sebanyak 51 orang adalah mahasiswa, tiga warga sipil lainnya dan satu orang teroris berinisial RSL.

Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, didampingi Kabid Propam, Kombes Pol Yofie Guardianto di Mapolda Sumatera Utara, Jalan Sisingamangaraja, Km 10,5 Medan, menyampaikan hal itu.

"Sampai saat ini kita masih melakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap orang-orang yang diduga terlibat dalam aksi unjuk rasa hingga menyebabkan kericuhan dan kerusakan," kata Tatan, Rabu 25 September 2019.

Sedangkan untuk RSL yang diamankan, petugas terus melakukan pengembangan. Keberadaan RSL diketahui polisi ketika masuk dalam kerumunan mahasiswa.

"Awalnya anggota ada yang mengetahui yang bersangkutan (RSL) berada di kerumunan mahasiswa, kemudian anggota terus mengikuti, tidak lama terjadilah chaos dan yang bersangkutan buru-buru lari. Berhasil kita amankan," ucap Tatan.

Kenapa RSL disebut teroris? Menurut polisi, karena dia merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah atau (JAD) Sumatera Utara dan pernah berniat melakukan penyerangan rumah ibadah. Bukan itu saja, RSL pernah dicekal oleh Imigrasi saat mau berangkat ke Suriah.

Kita lakukan penggeledahan di dua lokasi, ditemukan belasan anak panah dan satu alat panahnya, senapan angin, dua unit ponsel

"RSL masuk dalam jaringan teroris, di tahun 2017 dia berencana menyerang salah satu tempat ibadah di Sumatera Utara, dia melakukan pelatihan dengan senjata soft gun dan lainnya. Kemudian di tahun 2012, RSL dicekal oleh Imigrasi karena mau berangkat ke Suriah, di tahun 2014 dia dibaiat oleh Abu Bakar Al Fakdadi. Keberadaan RSL termonitor oleh personel, dia berada di objek dan bergabung dengan mahasiswa," kata Tatan.

Setelah mengamankan RSL, polisi melakukan pengembangan, kemudian menggeledah dua lokasi yang biasa ditempati olehnya. Dua lokasi itu berada di Kota Medan. Di situ, polisi menemukan belasan anak panah.

"Kita lakukan penggeledahan di dua lokasi, ditemukan belasan anak panah dan satu alat panahnya, senapan angin, dua unit ponsel. Benda ini akan didalami dan dilakukan pengembangan," ucap Tatan.

Ditangkapnya teroris ini, polisi dengan cepat melakukan koordinasi dengan Densus 88. Terhadap RSL polisi masih melakukan pemeriksaan secara intensif.

Sebagaimana diketahui, aksi ribuan mahasiswa di gedung DPRD Sumatera Utara, berakhir ricuh. Itu terjadi setelah mereka melempari gedung dengan batu dan berbagai benda lainnya.

Personel kepolisian yang sejak semula bersiaga, akhirnya mengambil tindakan tegas menghalau massa dengan water cannon. Namun hal itu tidak membuat massa mundur, malah semakin beringas melempar gedung dewan dan personel kepolisian.

Gas air mata juga terpaksa dilepaskan untuk menghalau massa yang semakin beringas, dan secara perlahan massa mundur ke arah Lapangan Benteng.

Personel kepolisian terus maju menghalau mahasiswa yang sesekali masih melakukan pelemparan batu ke arah petugas. Akibatnya, ada sekira delapan unit kendaraan milik kepolisian rusak, mahasiswa menolak keras UU KPK dan RKHUP.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan sangat menyesalkan aksi anarkis yang dilakukan mahasiswa sehingga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas.

Hal itu tidak mencerminkan seorang berpendidikan yang seharusnya lebih mengedepankan keintelektualan dalam menyikapi sesuatu hal termasuk menyikapi soal revisi UU KPK dan RKUHP.

"Kami sangat sayangkan apa yang dilakukan mahasiswa yang melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumut. Seharusnya mereka bisa lebih berpikir jernih menyikapi dan bijak dalam bertindak. Ada empat unit kendaraan polisi dirusak, padahal awalnya aksi mereka berjalan baik-baik saja," katanya.[]

Berita terkait
Kapolda Sumut: Polisi Pukul Mahasiswa Bakal Diperiksa
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto menegaskan akan memeriksa personelnya yang bertugas tidak sesuai prosedur.
Kebakaran Hutan dan Lahan Mengacaukan Sumatera Utara
Kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan berimbas mengacaukan penerbangan, pertanian hingga kesehatan warga Sumatera Utara.
Sisa Gas Air Bekas Bubarkan Demo Bikin Mata Perih
Sisa gas air mata yang ditembakan polisi untuk membubarkan demo mahasiwa bikin mata perih.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.