Magelang - Polda Jawa Tengah telah menyiapkan sedikitnya 20 tenda dalmas dan seribu bed untuk para pengungsi Merapi.
Selain itu, personel dokter kesehatan juga telah disiagakan untuk mendukung penanganan masyarakat di lokasi pengungsian.
"Manakala diperlukan setiap saat, sudah kami stand by di polres. Ada tenda dalmas sekitar 20, kemudian bed hampir seribu kami siapkan," kata Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi, saat meninjau barak pengungsian di Balai Desa Banyurojo Mertoyudan, Rabu, 11 November 2020.
Ahmad menambahkan, kondisi kesehatan para pengungsi harus benar-benar menjadi perhatian bersama. Apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Protokol kesehatan tetap harus kami lakukan, sehingga masyarakat betul-betul diawasi dokter-dokter kami, khususnya dari Polda. Saya tidak ingin dengan situasi yang semacam ini masyarakat tidak terjaga," ujarnya.
Baca juga:
- Jumlah Pengungsi Merapi di Magelang Terus Bertambah
- Gemuruh Merapi Tak Halangi Hajatan Warga Stabelan Boyolali
- Kondisi Terkini Pengungsi Merapi di Tlogolele Boyolali
Pihaknya kata Ahmad, tidak ingin munculnya klaster Covid-19 dari pengungsian. Oleh karena itu, pengawasan kesehatan para pengungsi harus diperketat.
"Begitu kami deteksi ada panas atau apa, segera pakai protokol kesehatan untuk masyarakat sehingga tidak sampai menjalar timbul klaster baru tempat pengungsian," jelasnya.
Ahmad juga mengingatkan anggotanya untuk tidak hanya mewaspadai ancaman erupsi Gunung Merapi, namun juga ancaman bencana lainnya, terutama di musim hujan.
Menurutnya, evakuasi dan menampung pengungsi pada situasi normal berbeda dengan saat musim hujan.
"Kalau hujan, paling tidak anggota yang tersprint untuk betul-betul menyiapkan sarana prasarana. Termasuk antisipasi kalau hujan terus biasanya banyak penyakit," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Jateng tidak hanya meninjau lokasi pengungsian, namun juga dapur umum, dan menyerahkan ratusan paket sembako kepada para pengungsi.[]