Polda DIY Siap Usut Penyebar Hoaks Virus Corona

Polda DIY siap mengusut penyebar informasi hoaks perihal virus Corona. Polisi mengimbau warga lebih bijak dalam menerima informasi apa pun.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto saat memberikan keterangan kepada wartawan. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Baru-baru ini dunia jagat maya digegerkan dengan pemberitaan virus Corona yang berasal dari kota Wuhan, China. Tidak sedikit masyarakat yang terjangkit virus tersebut bisa berakibat fatal bahkan merenggut nyawa.

Kabar menyeramkan itu pun menjadi perhatian berbagai negara-negara lain. Kengerian ini bukan hanya terjadi di China. Virus yang mirip Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) telah menyebar di sekitar 13 negara dunia, termasuk negara-negara tetangga Asia seperti Thailand dan Singapura, hingga ke Perancis dan Amerika Serikat (AS).

Lalu bagaimana jika virus Corona masuk ke wilayah Indonesia? Baru-baru ini Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Sardjito digegerkan dengan adanya dua perawat yang terjangkit virus Corona. Namun informasi tersebut sudah dibantah oleh pihak rumah sakit bahwa kabar tersebut adalah hoax atau berita bohong.

Saya kira berhati-hatilah menyebarkan informasi di dunia maya atau pun media sosial karena transaksi elektronik penyebaran yang tidak jelas biasa kita sebut hoaks, itu ada ancamannya.

Kabid Humas Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto angkat bicara menanggapi informasi tersebut. "Sepengetahuan saya belum ada di lingkup Yogyakarta, dikarenakan penerbangan langsung di Yogya tidak ada dari China," Katanya kepada wartawan di Mapolda DIY, Selasa 28 Januari 2020.

Terkait pemberitaan virus Corona di RSUP Sardjito ini, polisi mengimbau agar pengguna media sosial tidak mudah menyebarkan berita tanpa tahu status valid tidaknya berita tersebut. Kabar yang tidak valid itu justru meresahkan masyarakat.

Menurut dia, berita hoaks atau bohong juga melanggar secara hukum, sesuai Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 28 ayat (1) UU ITE ada salah satu unsur yaitu menyebarkan berita bohong dan menyesatkan.

Jika dampak berita hoaks tentang RSUP semakin meresahkan masyarakat khususnya di Yogyakarta, maka pihak kepolisian tidak akan segan untuk memperoses siapa pelaku di balik penyebaran berita itu.

"Jadi siapa pun masyarakat yang memang kalau tidak mengetahui pasti (beritanya). Saya kira berhati-hatilah menyebarkan informasi di dunia maya atau pun media sosial karena transaksi elektronik penyebaran yang tidak jelas biasa kita sebut hoaks, itu ada ancamannya," kata Yuliyanto.

Dalam beberapa hari ini, kabar atau berita hoaks tersebut diakui menyebar melalui pesan WhatsApp grup. Sudah cukup banyak orang yang menerima informasi yang tidak valid tersebut. Jika dilihat dari bagaimana persebaran berita di media sosial, sulit membedakan mana berita bohong dan mana yang valid.

Satu-satunya cara ialah memverifikasinya. Pihak rumah sakit pun sudah mengklarifikasi bahwa kabar yang beredar di WA grup dan media sosial adalah hoaks atau berita bohong. []

Baca Juga:

Berita terkait
Hewan Penyebab Virus Corona Ini Tetap Laris di Solo
Penjualan kelelawar di Pasar Depok Solo tetap laris meski hewan tersebut diduga sebagai penyebab virus Corona. Hewan ini berkhasiat sebagai onat.
Cegah Corona, Mahasiswa Yogyakarta di China Dipantau
Mahasiswa UII Yogyakarta di China dipantau terus. Mereka dilarang keluar kota Nanjing untuk mengantisipasi penularan virus Corona.
Adi Soemarmo Solo Tangguhkan Penerbangan dari China
Bandara Adi Soemarmo Solo menangguhkan penerbangan dari China sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ini sebagai antisipasi virus Corona.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.