Surabaya - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Paediatrician meminta masyarakat berhati-hati dengan penyakit pneumonia yang biasa menyerang anak-anak. Mengingat pneumonia bisa mengakibatkan kematian bagi anak berusia di bawah lima tahun.
Anggota IDAI dan Paediatrician dr. Dini Adityarini SpA mengatakan, pada tahun 2015 anak balita yang meninggal akibat pneumonia sekitar 147 ribu jiwa. Jumlah itu memang terbilang banyak, karena terkadang setiap dua hingga tiga jam ada satu anak meninggal akibat pneumonia.
Sekitar 81 persen kematian pneumonia terjadi pada anak usia di bawah dua tahun
Angka itu menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke delapan di dunia kasus kematian akibat pneumonia. Sedangkan peringkat pertamanya adalah India dengan jumlah korban 1,2 juta anak.
Dini menyebut rata-rata kematiannya disebabkan bakteri virus dan jamur sehingga terjadi radang paru-paru. Bakteri ini mayoritas menyerang anak usia di bawah dua tahun.
"Sekitar 81 persen kematian pneumonia terjadi pada anak usia di bawah dua tahun," ujarnya, di Surabaya, Sabtu, 7 Desember 2019.
Dini menegaskan, pneumonia memang penyakit yang mematikan balita urutan pertama setelah Necrotizing enterocolitis. IDAI berharap agar kaum ibu selalu menyusui anaknya dengan ASI. Mengingat ASI memiliki banyak manfaat.
Salah satunya imunitas alami. Dengan pemberian ASI, vaksinasi bisa direncanakan, terutama vaksin non subsidi seperti pneumonia.
"Ibu yang menyusui ASI bisa menghemat anggaran. Anggaran yang seharusnya dibuat pengganti ASI, bisa dialihkan ke biaya vaksin," tuturnya.
Harga vaksin pneumonia diperkirakan Rp 700 ribu dan diberikan empat kali saat usia dua bulan, empat bulan, enam bulan dan 15 bulan.
"ASI baik untuk bayi sehat, maupun bayi sakit. Terutama pada bayi prematur," ucapnya. []