PKS Jabar: Kasus UAS Hanya Alat Adu Domba

Sekretaris Dewan Syariah DPW PKS Jawa Barat, Tetep Abdul Latief, menduga viralnya kasus UAS hanya sebagai alat untuk mengadu domba.
Anggota DPRD sekaligus Sekretaris Dewan Syariah DPW PKS Jawa Barat Tetep Abdul Latief. (Foto: Tagar/ Fitri Rachmawati)

Bandung - Sekretaris Dewan Syariah DPW PKS Jawa Barat, Tetep Abdul Latief, menduga viralnya kasus Ustad Abdul Somad hanya sebagai alat untuk mengadu domba antar umat beragama di seluruh wilayah Indonesia.

"Kita harus sadar bahwa (kasus UAS) ini ada pihak yang sengaja mengadu domba antar umat beragama. Jadi, menurut saya jangan dibesar-besarkan," tutur Tetep Abdul kepada Tagar, saat ditemui di DPRD Jawa Barat, Senin, 19 Agustus 2019.

Apapun bisa dipolitisasi.

Anggota DPRD Jawa Barat itu mengatakan, viralnya kasus UAS tidak bisa dipungkiri di politisasi oleh pihak-pihak tertentu mengingat apapun isu apalagi soal suku, agama ras dan antar golongan (SARA) sangat mudah di politisasi.

Padahal, Indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

"Dipolitisasi mah bisa semua, apapun bisa dipolitisasi. Tak hanya soal SARA hal yang sepela saja seperti sekedar mengangkat jari, dan berfoto bisa di politisasi," kata dia.

Tetep berharap, semua pihak dapat menahan diri dan mengutamakan komunikasi baik antar pihak agar viralnya kasus UAS tidak meluas. Sebab, keberadaan permasalahan ini tidak bisa dipungkiri dapat dimanfaatkan banyak pihak yang memiliki kepentingan tidak baik.

"Intinya komunikasi yang baik antar sesama. Jangan dibesar-besarkan lagi," kata dia.

Ia juga mengatakan, pihaknya di PKS menilai kasus tersebut sebagai ketidaksengajaan dari UAS saja, dan tidak ada niat dari pendakwah itu untuk menghina simbol agama Kristen dan Katolik ataupun agama lainnya yang memang akan menimbulkan konflik antar umat beragama.

"Sebagaimana sudah ada dalam ajaran agama Islam, kalau ada berita harus tabayun atau verifikasi sehingga tak termakan informasi salah atas kasus UAS ini," kata Tetep.

"Terutamanya menjalin komunikasi baik dengan semua pihak tidak terkecuali UAS tetapi semua pihak,” ujar dia.

Muhammadiyah Jabar Minta UAS Dibela

Secara terpisah, Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Barat M Rizal Fadillah menilai, Ustaz Abdul Somad harus dibela karena apa yang diucapkan dalam ceramah tersebut dalam konteks dakwah dan bukan dengan maksud menghina simbol agama manapun.

Abdul Somad sendiri, disebut Rizal juga telah mengklarifikasi bahwa video ceramah yang viral tersebut merupakan rekaman ceramah lama yang dilakukan untuk lingkungan internal umat Islam.

"Tidak mesti ada yang tersinggung. Bahwa ada yang menyebarkan, itu persoalan lain, motif penyebaran saja yang dipertanyakan," tutur dia.

Jika dilihat dari konteks dakwah, kata Rizal, isi ceramah viral Ustaz Abdul Somad tidak ada masalah. Persoalan akan menjadi berbeda apabila ditemukan adanya tujuan motif adu domba.

"Dalam hukum pidana, motif itu bisa menentukan melawan hukum atau tidaknya suatu perbuatan," kata dia.

Rizal juga menyayangkan reaksi berlebihan terhadap video viral UAS, seperti cuitan politisi Ferdinand Hutahaean yang menyebut Abdul Somad sebagai 'Seorang Hina'.

"Cuitan Ferdinand ini di samping bisa dipolisikan, dan pasti terbukti pidananya, juga tidak proporsional. Apa yang dikemukakan UAS berargumen kuat dan dalam rangka menanamkan keimanan pada umat di lingkungan pengajiannya sendiri. Dalam sesi tanya jawab pula," kata dia.

Baca juga:

Berita terkait
Jimly Asshiddiqie Tanggapi Kontroversi Ceramah UAS
Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan ceramah 'salib jin kafir' itu di ruang tertutup, di masjid, intern umat Islam. Ini tanggapan Jimly Asshiddiqie.
Percakapan Imajiner dengan Yesus soal UAS
Percakapan imajiner Tito Sianipar dengan Tuhan Yesus Kristus soal Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam kontroversi 'salib jin kafir'.
UAS Diduga Hina Kristen, Berikut Transkrip Lengkapnya
Berikut isi pernyataan UAS yang viral menyatakan salib dan patung jin kafir. Video tersebut telah dilaporkan ormas Brigade Meo.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.