Tangerang Selatan - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada tahun 2020 merupakan kali ketiga penyelenggaraan. Meskipun jumlah penduduk Kota Tangsel mencapai 1,6 juta jiwa, tidak terlihat pada partisipasi dua penyelenggaraan pilkada yang masih terbilang rendah.
Harapan kita mudah-mudahan proses demokrasi bisa berjalan dengan lancar dan memiliki kualitas yang baik.
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan pengalaman dalam pilkada kota dan provinsi di Kota Tangsel rata-rata mencapai 60 persen, berbeda dengan pilpres dan pileg, bisa mencapai 80 persen.
"Bisa dibayangkan kalau kebijakan baru hasil putusan MK yang hanya Pilpres, Pileg DPR RI, dan DPD digabung dan memisahkan Pileg DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota maka akan tidak maksimal. Kenapa pada saat tahun 2019 bisa mencapai 80 persen lebih partisipasi karena semua bergerak dan ada kepentingan," ucap Airin saat Peresmian Sekretariat Sentra Gakkumdu Kota Tangsel di BSD City, Serpong, Kota Tangsel pada Jum'at, 13 Maret 2020.
Kesuksesan pesta demokrasi, kata Airin, harus sukses secara kualitas, proses ,dan hasil pemilihan.
"Kalau kualitas proses harus sesuai dengan peraturan perundang-undang dan asas pemilu dan dari segi kualitas dapat menghasilkan pemimpin yang amanah untuk mensejahterakan masyarakat dan untuk memajukan pembangunan daerah khususnya di Kota Tangsel," papar Airin.
Menurut dia, pengalaman yang baik selama pilkada dengan beberapa kali melakukan pesta demokrasi, suasana di Kota Tangsel tetap aman dan nyaman. Hanya ramai di media sosial, whatsapp grup.
"Harapan kita mudah-mudahan proses demokrasi bisa berjalan dengan lancar dan memiliki kualitas yang baik," ujar Airin.
Ketua KPU Kota Tangsel Bambang Dwitoro mengatakan KPU Provinsi Banten menargetkan partisipasi pemilih sebanyak 75 persen. Ketika penyelenggaraan Pemilu tahun 2019, kata dia, bisa sampai 80 persen sampai 81 persen, tetapi pilkada belum pernah sampai 60 persen.
"Pemilihan wali kota tahun 2015 itu 57 persen, pilgub 2019 59 persen. Kita optimis dengan angka 75 persen dan teman teman juga optimis," ucap Bambang.
Ia mengatakan langkah yang dilakukan untuk mencapai target yaitu dengan sosialisasi hingga ke akar. Menurut dia, problem saat ini pada klaster yang tingkat partisipasinya rendah.
"Sosialisasi kita lakukan hingga ke akar dan syukur syukur bisa sampai tingkat RW. Kalau di klaster kita akan terus berusaha turun dan mengajak masyarakat berdiskusi hingga menyentuh mereka untuk memilih," ucap Bambang. []