Jakarta - Petugas medis di Jakarta membutuhkan 1000 alat pelindung diri (ADP) setiap harinya. Angka keperluan itu kemungkinan bertambah mengingat kasus corona atau Covid-19 di Jakarta kian bertambah.
"Awal-awal ini kami bisa butuh seribu per hari tetapi melihat kasus yang semakin meningkat tentunya bisa lebih dari itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin, 23 Maret 2020.
Dia mengatakan, ADP hanya digunakan sekali pakai. Oleh karena itu, harus ada penanangan limbah ADP setelah digunakan.
Kami sudah ada SOP cara pemakaian dan cara melepas.
Selain penanganan limbah bekas ADP, prosedur penggunaan ADP juga perlu diperhatikan pengguna. Hal ini untuk mencegah penularan virus dari pasien ke petugas kesehatan.
"Kami sudah ada SOP cara pemakaian dan cara melepas. Karena kalau melepasnya tidak urut nanti membahayakan bagi petugas, sehingga cara lepas pun harus ada urutannya," tuturnya.
Per Senin, 23 Maret 2020, jumlah orang terjangkit positif corona di Jakarta mencapai 307 kasus dan 85 kasus di antaranya belum diketahui titik lokasinya.
Sementara jumlah pasien yang sedang dirawat sebanyak 180 orang. 21 orang sembuh per hari ini dan 29 orang dinyatakan meninggal dunia. Secara keseluruhan, total kasus corona di Ibu Kota Negara menembus angka 731.
yang merupakan pakaian penutup petugas dari kepala hingga kaki.Tadi pagi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantu tenaga kesehatan di Jakarta dengan 40 ribu ADP. Alat ini berupa disposable protective coverall yang merupakan pakaian penutup petugas dari kepala hingga kaki.
"Alhamdulilah tadi malam tepat sekitar tengah malam di Balai Kota ini di turunkan 40 ribu coverall yang merupakan kelengkapan alat pelindung diri (APD)," kata Anies Baswedan dalam temu wartawan di Balai Kota Jakarta, Senin, 23 Maret 2020
Pakaian coverall hanya salah satu jenis ADP. Jenis lainnya dapat berupa kaca mata, masker hingga sarung tangan. []