Petani Burung Walet di Aceh Mengeluh, Harga Merosot Turun

Sejumlah pengusaha dan petani sarang burung walet di wilayah Barat Selatan Aceh mengeluh akibat harga turun hingga setengah dari harga bawaannya.
Ilustrasi Burung Walet. (Foto: Tagar/Pixabay)

Aceh Barat – Pengusaha dan petani sarang burung walet di wilayah Barat Selatan Aceh mengeluh akibat harga jual yang merosot hingga jutaan rupiah selama adanya pandemi virus corona.

Pengusaha dan pembina petani sarang burung walet se Barat Selatan Aceh, Ridwan mengatakan pada saat awal pandemi C-19 harga jual sarang burung walet turun hingga menyentuh angka Rp. 9.000.000 rupiah per kilogramnya.

“Kalau sekarang harganya itu sudah sekitar Rp 13.500.000 tapi kalau harga yang paling sempurnanya itu perkilonya sarang burung walet harusnya sekitar Rp. 18.000.000 per kilonya,” kata Ridwan, Jumat 13 November 2020.

Kata dia, pada saat harga jual sarang burung walet turun drastis pada awal pandemi banyak petani dan pengusaha sarang burung walet khusunya di Wilayah Barat Selatah Aceh mulai dari Aceh Jaya hingga ke Aceh Selatan lesu akibat harga jual yang rendah.

“Kalau di waktu awal pandemi itu masyarakat banyak yang kurang mengurusnya, tapi kalau yang ditutup total tidak ada karena tidak terlalu susah mengurusnya cuma mereka malas menggantikan airnya sehingga kami banyak menemukan sarang yang kekurangan air sehingga sarang itu tidak utuh dan ada bolong-bolongnya,” katanya.

Padahal kalau kita ekspor ke Cina itu harga di sana sangat ideal mencapai Rp. 23.000.000.

Selama ini yang menjadi kendala bagi para petani dan pengusaha sarang burung walet di Aceh ketika ingin mengekspor sarang burung walet ke laur negeri yaitu terkendala oleh sertifikat ISO, karena kendala itu saat ini para petani dan pengusaha sarang burung walet hanya menjual sarang burung walet milik mereka ke Sumatera Utara.

“Kalau kapasitas ekspornya besar kita harus ada sertifikat ISO berapa kadar nipit dan itu minimal harus dibawah 30 nipitnya yang terkandung dalam sarang burung walet yang sudah dicuci, makanya sekarang kami hanya mengepul saja dan menjual ke Medan, padahal kalau kita ekspor ke Cina itu harga di sana sangat ideal mencapai Rp. 23.000.000,” ujar Ridwan.

Dia berharap agar Pemeritah Aceh yang dalam hal ini adalah Disperindagkop Daerah maupun Provinsi agar bisa memfasilitasi dan memediasi para petani dan pengusaha sarang burung walet agar bisa melakukan ekspor sendiri.

“Dalam seminggu itu kapasitas kami sebagai pengepul sarang burung walet di Barat Selatan Aceh ini bisa mencapai tujuh hingga dua belas kilo per minggunya bisa kita jual dari hasil yang kami kumpulkan dari petani sarang burung walet,” katanya. []

Berita terkait
Sumbangan Masyarakat Aceh Barat Beli Mesin RT-PCR
Masyarakat menghibahkan satu mesin Reverse Transcription-Polymarase Chain Reaction (RT-PCR) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat.
Kronologi Predator Anak di Abdya Aceh, 2 Bocah Jadi Korban
Seorang pemuda di Abdya, Aceh ditangkap polisi akibat nekat mencabuli anak di bawah umur.
Syarat Daftar Beasiswa Mahasiswa di Abdya Aceh
Pemkab Abdya, Aceh menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk beasiswa mahasiswa S1 dan D3 tahun 2020.