Pesan untuk Warga Bantul Saat 80% Positif Corona OTG

Mayoritas orang terpapar Covid-19 tanpa gejala atau OTG. Pemkab Bantul meminta tidak ada pelonggaran dalam penerapan protokol kesehatan.
Ilustrasi Covid-19. (Foto: Istimewa)

Bantul - Pasien positif Covid-19 mayoritas tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG), jumlahnya mencapai 80 persen. Hal ini yang perlu diwaspadai, termasuk di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo mengatakan, kasus Covid-19 di Bumi Projotamansari ini menunjukkan peningkatan dan tren penularan didominasi OTG. Untuk itu, dia meminta agar tidak ada pelonggaran dalam menerapkan protokol kesehatan untuk menekan penularan infeksi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Menurut dia, sekitar 80 persen lebih warga yang terpapar Corona merupakan OTG. "Sekarang ini siapa lawan tidak tahu. Siapa yang membawa virus atau tidak, tidak tahu, semuanya berpotensi membawa virus, karena semua tampak sehat. Bisa dilihat saat rapid test semua sehat dan yang positif pun sehat tak bergejala,” katanya usai rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) jelang Idulfitri di Parasamya, Komplek Pemerintahan Kabupaten Bantul, Senin 18 Mei 2020.

Ia memberikan contoh dari 32 pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Bantul hanya dua orang yang memiliki gejala. Sisanya adalah OTG. Sementara itu sampai saat ini Covid-19 totalnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) 874 orang dan yang masih dipantau 245.

Sedangkan total Pasien Dalam Perawatan (PDP) 304 orang dan masih dirawat 29 orang. Adapun positif Covid-19 tercatat ada 53 pasien dan masih dirawat 34 orang di berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 di Bantul.

Semuanya berpotensi membawa virus, karena semua tampak sehat. Bisa dilihat saat rapid test semua sehat dan yang positif pun sehat tak bergejala.

Di sisi lain, dia mengakui, fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19 juga mengalami keterbatasan karena semua hampir penuh. Ketersediaan hanya ada jika ada pasien yang keluar karena sembuh. Pihaknya sudah menggandeng Rumah Sakit Nur Hidayah dan RS Rajawali Citra untuk menangani pasien terkait Covid-19, terutama yang kategori ODP dan PDP atau bergejala ringan.

Agus mengatakan, Bantul sudah masuk dalam zona merah penularan virus SARS CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Meskipun penularannya hanya terjadi di beberapa kecamatan, namun tidak menjamin kecamatan lainnya bebas dari penularan Covid-19.

Sebab, kata dia, hampir semua kecamatan di Bantul saat ini juga ada pendatang atau pemudik yang baru dan kemungkinan adanya kerumunan bisa terjadi. “Tidak bisa jadi jaminan meskipun penularan hanya terjadi di beberapa kecamatan, karena saat ini kondisi Bantul masih juga didatangi orang-orang dari luar kota, entah itu pendatang atau mudik. Potensi terjadinya kerumunan sangat besar,” katanya.

Dinkes Bantul masih melihat di beberapa tempat terdapat kerumunan masyarakat yang berpotensi memperlambat penuntasan Covid-19. Karena itu, meski ada kebijakan kelonggaran dari tingkat pusat, pihaknya berharap di Bantul lebih memperketat pembatasan karena kurva penularan semakin meningkat.

“Kondisinya di Bantul menurut kami masih cukup berat terjadi pelonggaran. Dari pada melonggarkan tapi tidak selesai sampai akhir tahun atau sampai 2021, lebih baik memperketat tapi cepat selesai,” kata Agus.

Mantan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah panembahan Senopati Bantul ini mengatakan, saat ini ada sekitar 250 orang yang mengantre untuk dites melalui Rapid Test Diagnostic karena berkontak erat dengan pasien positif dari berbagai klaster. Jumlah tersebut belum termasuk sekitar 100 orang yang akan dilakukan rapid test dari klaster Indogrosir.

Sementara itu Bupati Bantul Suharsono meminta masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah untuk menekan penularan Covid-19 untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak. Beribadah cukup di rumah dengan keluarga inti.

Dia mengaku tidak bisa membuat kebijakan yang berbeda dengan kebjakan Gubernur DIY terkait soal pembatasan sosial. “Kalau kita bikin aturan sendiri di kabupaten tidak bisa. Kami hanya tinggal meneruskan himbauan dari Sultan (Pemda DIY),” kata Suharsono. []

Baca Juga:

Berita terkait
Nasib Kuliner Seafood Saat Pandemi Corona di Bantul
Warung kuliner seafood di Depok, Bantul, Yogyakarta, sepi. Sebagian pedagang dan pelayannya beralih profesi sebagai nelayan.
Bansos Dampak Covid-19 dari Dana Desa di Bantul
Pemkab Bantul mendistribusikan bansos dampak Covid-19 dari Dana Desa. Penerimanya warga miskin yang tidak tersentuh bantuan pemerintah.
Penjelasan soal Reaktif Corona Berkeliaran di Bantul
Warga Srandakan, Bantul, Yogyakarta digegerkan info yang belum valid soal pasien reaktif Corona berkeliaran di luar rumah.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi