Banda Aceh - Sebanyak 30 hektare lebih lahan gambut yang terbakar di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh diduga dilakukan oleh karyawan perusahaan sawit untuk membuka lahan baru. Lahan gambut itu terbakar sejak Senin, 9 Maret 2020 kemarin.
Puluhan petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Jaya, TNI-Polri, serta pihak terkait lainnya sempat kesulitan memadamkan api lantaran akses ke lokasi kebakaran sulit dijangkau armada pemadam.
Karena gini, dibangun kebun sawit ini kan nggak sekaligus ribuan hektare. Tahun ini mungkin dibuka seratus hektare. Sudah dia berumur setahun, sampingnya dibuka lagi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Muhammad Syahril menyebutkan, petugas hanya mampu melakukan pemadaman secara manual menggunakan pompa air dengan memanfaatkan air parit di sekitar lahan.
Baca juga: Baru Maret, Lahan di Aceh Sudah Terbakar 139 Hektare
“Lahan yang terbakar di gampong (desa) Lhueng Gayo, Kecamatan Teunom itu diduga akan ditanami sawit dan karet,” kata Syahril kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu, 11 Maret 2020.
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan petugas di lapangan, dugaan sementara kebakaran itu disebabkan oleh warga yang bekerja di perusahaan sawit.
“Karena gini, dibangun kebun sawit ini kan nggak sekaligus ribuan hektare. Tahun ini mungkin dibuka seratus hektare. Sudah dia berumur setahun, sampingnya dibuka lagi. Saat dibuka-buka inilah, mempekerjakan masyarakat yang penting terima upah, informasi yang kita gali dari kawan-kawan BPBD itu saat buka lahan ada proses biar cepat (ya dibakar),” ujarnya.
Namun, kata Syahril, meskipun pernah bertugas di pemerintahan yang berkaitan dengan perkebunan, ia tidak mengetahui pasti nama perusahaan yang diduga membakar lahan gambut di Aceh Jaya tersebut.
Syahril menuturkan, secara manusiawi tim di lapangan saat ini sudah lelah berjibaku memadamkan api. Sebab, persoalan yang sama terus saja terjadi.
“Kawan-kawan masih standby, dengan armada dan juga dengan peralatan-peralatan manual yang tujuannya untuk memblok api ini jangan semakin melebar, armada terbatas, SDM terbatas, dana operasional juga terbatas, otomatis sudah lelah lah kawan-kawan dua sampai tiga hari di lapangan dengan suasana asap,” katanya.
Berdasarkan informasi terkini, hingga Rabu, 11 Maret 2020 siang, 80 persen lahan gamput tersebut sudah berhasil dipadamkan. Pemadaman dilakukan dengan cara melokalisir lokasi yang terbakar. []