Pertikaian Sumpah Pocong, Pertikaian Polarisasi Politik Militer

Wiranto menantang Mayor Kivlan Zein melakukan sumpah pocong.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018). Dalam kuliah umum tersebut, Wiranto mengajak mahasiswa untuk bersama-sama memerangi hoaks, serta menjaga kesatuan NKRI jelang Pemilu 2019 mendatang. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)

Jakarta, (Tagar 27/2/2019) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menantang Mayor Jenderal Purnawan Kivlan Zein untuk melakukan sumpah pocong. Pasalnya, Kivlan Zein telah melontarkan tudingan bahwa Wiranto merupakan dalang peristiwa kerusuhan 1998.

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Oedang, tidak setuju Ketua Dewan Pembina Partai Hanura itu membalas tudingan dari Kivlan Zein dengan melakukan sumpah pocong. Sebab, sumpah yang dilakukan semestinya bukan sumpah pocong.

"Sumpah pocong itu mana boleh sumpah pocong. Sumpah itu demi Allah saya bersumpah ya. Jangan sumpah pocong dong," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/2).

Ketua DPD RI memang tidak tahu persis duduk perkara di antara keduanya. Namun, ia berharap Wiranto dapat melakukan penegakan hukum yang benar. Jika memang terbukti ada pelanggaran hukum yang terjadi.

"Penegakkan hukum harus dilakukan. Nah, disinilah tantangan bagi Wiranto. Betul tidak dia menegakan hukum yang melanggar hukum. Kalau betul ya tidak apa-apa memang itu kewajibannya tapi jangan sampai nanti pilih kasih," tukasnya.

Perseteruan Karena Polarisasi Politik

Sementara menurut Peneliti di Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Wasisto Raharjo Jati, perseteruan antara kedua tokoh militer terjadi karena ada polarisasi politik. Wiranto diketahui punya pandangan politik yang berseberangan dengan Kivlan Zein.

"Saya pikir perseteruan itu timbul karena adanya polarisasi politik dalam purnawirawan TNI. Wiranto berpihak pada Jokowi dan Kivlan mendukung Prabowo," jelasnya.

Selain itu, pertikaian berpotensi untuk menjelekan salah satu calon capres. "Saya kira tendensinya ke arah situ, karena masing-masing purnawirawan berada di dua kubu bersebrangan," tambahnya.

Pertikaian kedua purnawirawan TNI ini menurutnya tidak bisa dipandang remeh. Hanya saja, pengaruh atau tidak untuk masing-masing pemilih tergantung kepada figurnya kembali.

"Karena mereka bagian dari upaya militer mengontrol pemerintahan sipil. Namun tuk soal pengaruh tidaknya itu, kembali lagi ke figur. Purnawirawan hanya solid tuk konsolidasi 1-3 tahun kawan angkatan," jelasnya.

Kendati demikian, sebenarnya pertikaian tokoh militer ini tidak seharusnya terjadi. Apalagi, hingga melontarkan adu sumpah pocong. "Tidak mencerminkan jiwa ksatria seorang tentara," tandas Wasisto.

Senada dengan Wasisto, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin pun menyarankan pertikaian diantara keduanya mesti dihindari. Mengingat Indonesia tengah menghadapi tahun politik. 

"Saling tuding itu harus dihindari. Jangan membuat politik makin panas gara-gara saling tuding," bebernya.

Sehingga jika tudingan Wiranto dibalas dengan tantangan sumpah pocong, harusnya Kivlan Zein mau melakukan hal tersebut. Agar pertikaian terhenti.

"Jika Wiranto menantang Kivlan Zein ya harusnya Kiflan Zein mau melakukan sumpah pocong tersebut. Agar saling tudingnya berhenti.

Jika hanya saling tuding. Persoalannya tak akan pernah beres," pungkasnya.

Wiranto Balas Tudingan

Perseteruan keduanya berawal pada saat Kivlan menuding Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998, dalam acara 'Para Tokoh Bicara 98' di Gedung Ad Premier, Jakarta Selatan, Senin, (25/2).

Saat itu, Kivlan juga menyebut Wiranto memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima ABRI.

Mendengar tudingan tersebut, Wiranto pun menantang Kivlan dan Prabowo Subianto melakukan sumpah pocong. Daripada menudingnya sebagai dalang kerusuhan Mei 1998.

"Saya berani ya, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu. Saya, Prabowo, dan Kivlan Zein. Sumpah pocong kita, siapa sebenarnya dalang kerusuhan itu," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, (27/2). []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.