Perlakuan yang Tepat Bagi Pelaku Klitih di Yogyakarta

Membahas klitih selalu menarik di Yogyakarta. Keberadaannya seperti sudah menjadi sampah masyarakat. Lantas apa langkah terbaik bagi mereka?
Ilustrasi Pelaku Kejahatan (Foto: Dok. Tagar)

Yogyakarta - Klitih, suatu fenomena sosial di Yogyakarta. Setiap ada kejadian klitih dan diunggah di media sosial, selalu mendapat respons antusias warganet. Mayoritas netizen berkomentar agar pelaku klitih yang masih pelajar, tetap dihukum pidana kriminal meski masih di bawah umur.

Banyak juga yang berkomentar lebih ekstrem lagi, balas atau lukai pelaku klitih yang tertangkap. Dikriminalisasi. Sudah tepatkah perlakuan yang demikain terhadap pelaku klitih?

Pakar Kedokteran Jiwa UGM, Carla Raymondalexas Machira mengungkapkan, plajar yang terlibat klitih atau kejahatan jalanan sebaiknya tidak dikriminalisasi. Sebab, jika pelaku klitih dikriminalisasi dikhawatirkan akan memperparah tindakan klitih.

Dicari penyebabnya kenapa sampai melakukan klitih.

Pelajar atau pelaku klitih yang ditangkap aparat penegak hukum karena terlibat klithih seharusnya ditanyai alasannya melakukan klitih. Dengan mengetahui latar belakang pelaku klitih bisa menjadi solusi atas maraknya klihih di Yogyakarta. "Dicari penyebabnya kenapa sampai melakukan klitih," katanya, Kamis, 1 Oktober 2020.

Carla tidak menampik bahwa pelaku klitih biasanya berasal dari keluarga yang tidak utuh. Untuk itu, mereka mencari pelarian dengan berkumpul bersama teman yang punya pengalaman serupa. "Yang dikhawatirkan kalau teman-temannya membawa pengaruh negatif yang mendorong mereka untuk berbuat kriminal," ujarnya.

Baca Juga:

Apabila pelaku klithih memang membutuhkan konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mencari penyebabnya, mereka perlu dibantu. Namun juga perlu keterlibatan orang tua dan sekolah. "Jika sumber persoalan yang membuat mereka melakukan klithih adalah keluarga, ya yang dibina keluarganya," kata dia.

Baca Juga:

Di sisi lain, jika pelajar merasa gagal saat belajar di sekolah, harus dicari penyebabnya. Sebab, sistem pendidikan di Indonesia secara tidak langsung sudah membentuk stigma bahwa anak yang tidak mengambil jurusan yang kebanyakan dipilih orang, maka dianggap tidak pandai. "Untuk terlihat menonjol mereka berbuat onar untuk mencari jati diri tapi caranya salah," ungkap Carla.

Baca Juga:

Menyikapi fenomena klitih, pemerintah berencana membuat Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai upaya mengatasi klitih di DIY. Dalam peraturan tersebut fokus terhadap peran keluarga dalam mendidik anak dan pembinaan orang tua kepada anak-anak sebelum berusia dewasa. "Lewat pendekatan keluarga nantinya masalah remaja bisa diurai dan ditemukan solusinya," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. []

Berita terkait
Peneliti UGM Sebut Pelaku Klitih di Yogyakarta Adalah Korban
Aksi klitih di Yogyakarta yang kembali marak mendapat sorotan banyak pihak. Peneliti UGM menyebut pelaku klitih sebenarnya juga korban. Nah...
Aksi Klitih Beruntun di Yogyakarta, Ini Kata Polda DIY
Aksi klitih terjadi secara beruntun di lokasi yang berbeda di Yogyakarta. Begini respons Polda DIY.
Sosiolog: Tangkap Sumber di Balik Pelaku Klitih
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto berharap pihak berwenang menangkap pihak lain yang menunggangi para pelaku klitih.
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck