Perjuangan Intelijen Selama Pandemi Covid-19

Penyebaran paham khilafah juga dinilai bisa mengancam stabilitas keamanan negara di tengah pandemi di Indonesia.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Padang - Pengamat Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Stanislaus Riyanta mengatakan di tengah pandemi Covid-19 energi dan pikiran aparat keamanan, dalam hal ini TNI-Polri terkuras.

Pasalnya, aparat keamanan sedang fokus dan sibuk membantu pemerintah dalam penanganan pandemi yang telah merenggut nyawa banyak orang. Hal ini dinilai bisa menjadi celah kerawanan keamanan yang besar.

"Semakin banyak kegiatan akan semakin tinggi tanggung jawab, terbukti ada serangan bom ke salah satu Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan. Celah ini juga dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memprovokasi untuk menjatuhkan pemerintah," kata Stanislaus saat dihubungi Tagar melalui sambungan seluler, Sabtu, 6 Juni 2020.

Dirinya mengatakan, selain ancaman bom dan provokasi kelompok tertentu, penyebaran paham khilafah juga dinilai bisa mengancam stabilitas keamanan negara.

"Intelijen tidak boleh lengah, mereka harus harus memanfaatkan jejaringnya. Mereka harus perkuat sumber informasinya," katanya.

Ia melihat energi dan fikiran aparat keamanan dalam hal ini intelijen memang terkuras habis, namun bukan berarti kekuatan mereka habis. TNI-Polri dinilai sudah mengerahkan segala daya upaya untuk deteksi dini gangguan keamanan.

"Semakin besar aktivitas, ancaman semakin besar. Satu saja kejadian bobol, mereka dianggap gagal, ini hukum intelijen, ini repotnya orang bekerja di bidang itu," katanya.

Celah ini juga dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memprovokasi untuk menjatuhkan pemerintah.

Kejadian penemuan bahan peledak atau ledakan bom katanya harus dicek dahulu dan dilacak sumbernya. Menurutnya, tidak mungkin dengan jumlah polisi saat ini untuk mengcover semua area. Peran serta masyarakat sangat diharapkan.

"Ada rasio ideal perbandingan antara satu polisi dengan beberapa warga, saat ini kekurangan, saya kurang tahu persis berapa jumlahnya. Beda wilayah beda karakteristiknya dan beda jumlah personelnya," katanya.

Di tengah situasi pandemi Covid-19, anggota intelijen dinilai harus ditambah, namun ada sejumlah alasan dan landasan dal melakukan perekrutan dan penambahan.

Salah satu parameternya adalah jumlah penduduk, tingkat atau resiko ancaman, kemudian tingkat kerawanan, seperti kondisi geografis di suatu wilayah yang cukup sulit, itu tak bisa dicover sendirian.

"Parameter sangat banyak dan ada pembobotan, fungsi deteksi dini ada di intelijen, mereka tak punya wewenang untuk menindak, mereka harus mencegah dan meminta peran serta masyarakat," katanya.

Stanislaus juga tak menampik bahwa Sumatera Barat merupakan tempat yang berotensi jadi daerah teror, karena sudah beberapa kali terjadi juga penangkapan pelaku terduga teror dan pelaku yang berasal dari sana.

"Ini juga perlu menjadi atensi intelijen dan peran serta masyarakat untuk tidak ragu melaporkan ke aparat keamanan jika menemukan atau melihat hal yang mencurigakan," katanya.

Bukan tanpa alasan dirinya berkata demikian. Pasalnya, beberapa waktu lalu, tim penjinak bom dari Ksatriaan Brigade Mobil (Satbrimob) Polda Sumbar mengamankan dua bahan peledak jenis granat nanas di kawasan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi mengklaim bahwa penemuan bahan peledak di wilayah hukumnya iu sudah ditangani oleh aparat keamanan.

"Benar ada penemuan peledak itu, saya fikir itu bekas peninggalan masa penjajah dahulu mengingat kantor wilayah yang berada di perbukitan," katanya.

Terbaru, publik dikejutkan dengan ledakan bom yang terjadi di Mapolsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan pada Senin 1 Juni 2020 dini hari sekitar pukul 02.15 WITA.

Pelaku diketahui melakukan pembakaran pada kendaraan patroli polisi yang menyebabkan dua orang polisi menjadi korban.

Kejadian berawal saat tiga anggota jaga Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Daha Selatan melaksanakan dinas malam. Mereka bernama Brigadir Leonardo Latupapua Kepala SPKT III, Brigadir Djoman Sahat Manik Raja, dan Bripda M Azmi.

Salah seorang petugas jaga, Bripda Azmi sesaat sebelum kejadian sedang berada di ruangan unit reskrim dan mendengar ada keributan dari ruang SPKT.

Ia langsung mendatangi ruangan SPKT dan melihat keadaan Brigadir Leonardo Latupapua sudah mengalami luka bacok kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Kanit Intel Brigadir Sahat untuk meminta pertolongan. []

Berita terkait
Angkutan Udara Penyumbang Inflasi Terbesar di Sumbar
Selama bulan Mei 2020, Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan mengalami inflasi.Tarif angkutan udara menjadi penyumbang terbesar.
Sumbar Rancang Perda New Normal dan Sanksi Pelanggar
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama DPRD setempat sedang merencanakan pembuatan peraturan daerah tentang new normal.
Update Corona Sumbar: 607 Positif, 333 Sembuh
Jumlah warga Sumatera Barat terpapar Covid-19 kini mencapai 607 orang. Sedangkan total kasus meninggal dunia 27 orang.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.